Sebut Pengkritik Jokowi Sebagai "Haters", Jubir Presiden Dinilai Pecah Belah Rakyat


Johan Budi: Persepsi Negatif Biasanya Muncul dari "Jokowi Haters"

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP, membantah adanya bagi-bagi jabatan terkait pelantikan dewan pakar kelompok relawan Seknas Jokowi, Helmy Fauzi, menjadi Duta Besar RI untuk Mesir, oleh Presiden Joko Widodo.

Johan menekankan, penunjukan Helmy sebagai dubes bukan karena posisinya sebagai relawan Jokowi.

Ia menilai, persepsi adanya bagi-bagi jabatan sering kali muncul dari pihak yang berseberangan secara politik dengan Jokowi.

"Saya rasa bukan karena relawan. Persepsi muncul begitu dari yang tidak suka dengan Presiden Jokowi, haters," ujarnya.

"Kalau yang tidak suka Presiden, apa yang akan dilakukan (Presiden) pasti jelek. Saya ingin sampaikan bagi yang belum tahu, kalau itu bukan bagi-bagi jabatan," lanjutnya.

http://ift.tt/1oJAT5F.

Pernyataan Johan Budi yang jadi jubir Presiden sejak 12 Januari 2016 ini menimbulkan komentar publik.

Salah seorang pegiat sosial media, Nanik Sudaryati menganggap penyebutan "haters" oleh pihak istana seperti mengadu domba dan membelah rakyat jadi dua kubu. Padahal semestinya pemerintah adalah pengayom.

"Johan Budi adalah JUBIR Presiden, apa yang dia ucapkan adalah representasi dari Sang Presiden. Kalau dia sudah menyebut rakyat dengan "Haters" maka Johan entah atas nama Presiden atau atas dirinya sendiri, telah MEMBELAH rakyat ini menjadi dua bagian yaitu Lovers dan Haters," ujar Nanik di laman facebooknya.

"Saya memang suka mengkritisi dan juga sekian juta rakyat lainnya mungkin, apakah itu masuk dalam haters? Bagaimana kalau dalam pemerintahan tidak ada penyeimbang dalam bentuk kritikan rakyat? Apakah Johan merekomendasikan kepada Pak Presiden untuk menjalankan pemerintahan secara otoriter? Sehingga siapapun yang berseberangan harus masuk dalam ketegori haters?" tutur Nanik.

Mantan jurnalis ini mengingatkan Johan Budi bahwa dirinya sebagai pejabat negara digaji dari duit rakyat, termasuk dari keringat rakyat yang disebut "haters".

"Ingat Johan Budi, dalam darah yang mengalir di tubuh Anda, ada duit rakyat yang Anda sebut "haters" tadi, karena gaji Anda dibayar oleh uang rakyat, baik yang anda kategorikan sebagai "haters" maupun lovers," tegas Nanik.




Subscribe to receive free email updates: