Hal ini tentang para pendukung dari capres dan cawapres yang seolah-olah mereka tidak terima jika capres jagoan mereka kalah. Hal ini sebenarnya sudah ramai di perbincangkan sebelumnya sejak dua pengguna jejaring sosial Facebook ini memposting sebuah status yang menurut saya 'konyol' dan kemudian ada pengguna facebook lain yang melihat lalu membagikannya ke pada pengguna lainnya.
Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini |
Mereka adalah Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini. Kedua orang ini mendadak terkenal setelah mereka memposting status yang sepertinya mereka belum siap dan tidak terima jika capres jagoannya kalah. Tri Wulandari Anggraini, dalam status facebooknya dia menuliskan bahwa jika Jokowi yang menang dan menjadi presiden, maka dia siap gantung diri.
Kurang lebih, dia menulis seperti ini:
Kalau sampe Joko Widodo jadi presiden maka saya akan gantung diri.Kemudian Egar Raha, dia malah menulis status yang lebih ekstrim lagi. Dalam statusnya dia bahkan berani 'menantang' Tuhan dan lebih memilih 'Kafir' jika bukan Prabowo Subianto yang menjadi presiden. Dalam statusnya, dia menulis:
tulisnya di Facebook.
Status mereka berdua ini sontak membuat para pengguna lain risih, bahkan mungkin ada yang gemas. Sehingga ada pengguna yang mengcapture status mereka lalu menyebarkannya ke pengguna lain tak lama berselang status mereka pun langsung banjir komentar dan mereka mendadak menjadi artis sosial media.
Terlepas dari siapa yang akan terpilih menjadi presiden, para pengguna Facebook meminta agar mereka melaksanakan janjinya. Bagi saya, aksi mereka ini tidak masuk akal. Mereka membawa isu SARA untuk menarik perhatian. Padahal masyarakat kita masih sensitif dengan isu SARA ini.
Entah hanya mencari sensai dan ingin terkenal atau memang sudah tidak waras dan tidak siap kalah, seharusnya dalam pemilihan pemilu kali ini tidak ada yang seperti ini. Menang kalah adalah hal yang biasa, jika capres jagoan kalah bersikaplah dewasa. Bertolak dari fenomena yang terjadi pasca pilpres ini, mari kita bersikap lebih rasional, Seperti yang dituliskan Budi S. Tanuwibowo dalam puisinya:
Jokowi atau PrabowoSemoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.
Kalah-menang harus legowo
Yang menang tidak jumawa
Yang kalah berlapang dada.