[Pemilu Turki] Kampanye Pemilu dan Peringatan Pembukaan Konstantinopel


Oleh Ahmad Dzakirin*

Fetih in 562. Yilini Kutluyoruz! Ini menjadi tema besar yang akan diusung pemerintahan Erdogan dalam acara akbar di pantai Yanikapi, Istanbul dua hari lagi (30/5). Peringatan akbar menandai direbutnya kota Konstantinopel oleh pasukan Turki Usmani yang dipimpin seorang Jenderal Jenius, Muhammad al Fatih pada 29 Mei 1453.

Pelbagai acara kolosal rencananya bakal digelar disana, mulai dari parade angkatan udara, konser teatrikal dengan 562 artis, pertunjukan laser dan seperti di Indonesia, nobar (nonton bareng) film Panglima Muhammad al Fatih dengan layar raksasa.

Penaklukan Imperium Romawi sendiri menjadi Nubuwat Kenabian (prophesy), yang dalam sejarah perluasan (futuhat) Islam menjadi motivasi tiada pupus kaum Muslimin sepeninggal Nabi SAW.

Diriwiyatkan bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa imperium Romawi akan ditaklukkan pasukan Islam. Ketika ditanya kota mana yang terlebih dahulu ditaklukan, Roma atau Konstantinopel, Nabi SAW menyebut kota Heraklius (Byzantium) atau Konstantinopel, sebelum Roma. Nabi SAW juga mensifati para komandan dan pasukan penakluk kota ini sebagai sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan.

Nubuwah kenabian ini dalam sejarah Islam menjadi dasar motivasi keagamaan yang tiada sirna. Dimulai dari ekspedisi militer pertama Muawiyyah dan selanjutnya putranya, Yazid (674-678), yang diikuti sahabat nabi yang telah berusia lanjut Abu Ayub al Anshari, RA. Keinginannya untuk menjadi bagian kabar gembira (Bisyarah) kenabian mendorongnya ikut dalam ekspedisi tersebut, ditengah fisiknya yang telah rapuh. Abu Ayub wafat dalam ekspedisi dan seperti diwasiatkannya, dia meminta dimakamkan di benteng terdekat pasukan Romawi dan sekaligus menggenapi Bisyarah nabi lainnya bahwa dirinya adalah pria yang dimaksud Nabi SAW. “Akan ada orang shalih yang dikuburkan dekat benteng Romawi.”

Pelbagai ekspedisi militer silih berganti untuk mewujudkan kabar gembira kenabian, namun baru pada 1453 atau tepatnya 779 tahun kemudian, benteng kuat Konstantinopel berhasil dijebol dan Imperium Byzantium berhasil ditundukkan melalui kekuatan serta kepiawaian strategi militer.

Kini, kemenangan tersebut diperingati besar-besaran dengan tajuk, “Fetih in 562, Yilini Kutluyoruz. Pembukaan Kota Konstantinopel 562. Tahun ini Kita Rayakan”. Acara yang akan dihadiri Presiden, Recep Tayyip Erdogan dan PM, Ahmet Davutoglu ini diperkirakan akan menyedot jutaan warga Turki hadir dalam pagelaran tersebut.

Peringatan Akbar ini berbarengan dengan momentum pemilu legislatif 7 Juni mendatang. Entah dirancang ataupun kebetulan, acara raksasa ini seperti menjadi momentum kampanye sukses pemerintahan AKP, kendati bukan secara formal sebagai acara kampanye pemilu.

Namun ini pula yang menjadi kelebihan AK Parti yang boleh jadi kini tidak dimiliki partai-partai lain disepanjang kampanye kali ini. Dalam pengamatan saya, AK Parti memanfaatkan momentum di pemerintahannya sebagai sarana unofficial campaign (kampanye tidak resmi), selain tentu kampanye resmi AKP sendiri.

Setidaknya, dalam pengamatan saya disekitar Istanbul dalam sepuluh hari ini, terdapat tiga kampanye tidak resmi yang AK Parti karena acara-acara yang diselenggarakan pemerintah atau asosiasi sipil.

Pertama, Pertemuan dengan Presiden para sopir taksi (Taksici) pada 25 Mei, kedua, tanggal peringatan Fetih’in 562 pada 30 Mei, ketiga, tatap muka masyarakat Istanbul dengan PM di Kucuk Cekmege.

Tentu dalam pertemuan tersebut, tidak dijumpai spanduk, umbul-umbul atau bendera AK Parti. Bahkan dalam pertemuan dengan taksici, aparat keamanan sempat menurunkan spanduk dan syal yang dipandang tidak sesuai tema.

Namun yang jelas, dalam acara tersebut janji dan klaim sukses AK Parti di sepanjang 13 tahun pemerintahan menjadi pesan kuat bagi para hadirin.

___
*Turki akan menggelar Pemilu Legislatif 7 Juni mendatang. Ahmad Dzakirin, seorang pengamat Timteng,  penulis buku 'Kebangkitan Pos-Islamisme AKP Turki', berbagi catatan seputar Pemilu Turki -- langsung dari Turki.



Subscribe to receive free email updates: