Tak Mampu Kuasai Sektor Strategis, Umat Islam Indonesia Sebenarnya Minoritas


Ustadz Adnin Armas, MA mengatakan, meskipun mayoritas secara kuantitas, umat Islam Indonesia sebenarnya minoritas. Sebab, umat Islam Indonesia tidak mampu menguasai sektor strategis, seperti politik, ekonomi dan budaya.

“Kita adalah minoritas dalam penguasaan sektor-sektor yang penting bagi umat,” ujarnya saat menyampaikan orasi dalam acara Tabligh Akbar di Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Kamis (30/4) malam.

Secara politik, umat Islam masih terpecah belah. Hal itu diikuti oleh lemahnya penguasaan umat terhadap sektor ekonomi dan banyaknya umat Islam yang kehilangan identitas keislamannya.

Ia menambahkan, secara angka umat Islam Indonesia lebih dari 80%, namun angka tersebut tidak mencerminkan kualitas pemeluknya. Hal ini menjadi ironi, umat yang mayoritas secara kuantitas menjadi minoritas secara kualitas.

“Hal ini berkebalikan dengan masa Nabi. Dulu, saat umat Islam di Makkah, mereka minoritas. Tapi mereka militan, punya ghirah dan semangat tinggi. Umat Islam menang melawan pasukan yang lebih kuat dan banyak kuantitasnya. Meskipun minoritas, mereka mampu menaklukkan mayoritas,” kisahnya.

Umat Islam zaman dulu sebenarnya sudah banyak memberi inspirasi dan pengajaran. “Untuk kepentingan izzah dan kemuliaan Islam, mereka tidak setengah hati. Apapun profesi mereka, semua dipersembahkan untuk kemuliaan Islam.”

Menurut Adnin, hal itulah yang tidak dimiliki oleh umat Islam saat ini. Pada zaman Nabi ada Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf yang rela menyumbangkan berapapun kekayaannya untuk umat. Sekarang motivasi kita dalam melakukan sesuatu sudah berbeda. “Apa yang kita miliki tidak lagi kita persembahkan untuk dan karena Allah,” pungkasnya.

Sumber: Republika Online



Subscribe to receive free email updates: