"MENANG TAK HARUS MAHAL: Teknologi, Efisiensi dan Politik" by @erdin034


1. Kali ini Saya mau ngultwit tentang "Teknologi, Efisiensi dan Politik"

2. Kita sudah sama-sama sadar, bahwa teknologi makin maju seiring waktu. Makin hari, makin ada hal baru yang makin canggih.

3. Di tahun 1990an, kita mengenal disket dengan kapasitas kurang dari 2MB. Skrg ada Ext HD 2 terrabyte. FD yang murah pun bisa 64GB. Sadis

4. Kita sudah sama-sama sadar, bahwa teknologi makin maju seiring waktu. Makin hari, makin ada hal baru yang makin canggih

5. Kecanggihan teknologi ini, juga berdampak pada perubahan peta perilaku manusia. Yang paling terasa ada pada sektor bisnis.

6. Dahulu,seprang pebisnis harus menempuh perjalanan untuk melakukan presentasi bisnis ke client. Sekarang ada teknologi streaming. Hemat.

7. Dulu, untuk memvisualisasikan lahan proyek, perlu difoto, dicetak, lalu dikirim lewat ekspedisi dokumen. Skrg tinggal, jepret and send!

8. Dulu, untuk mengkordinasikan banyak orang, kita butuh tempat dan alokasi waktu, sekarang kita hanya butuh grup whatsapp. Semua beres.

9. Teknologi memangkas biaya proses. Dan inilah yang terjadi pada bisnis. Semua hal makin murah. Makin terjangkau.

10. Teknologi membuat marketplace menggeser kedigdayaan Mall2 besar. Marketplace seperti bukalapak dot com, dikunjungi 1,5 jt orang per hari.

11. Jika anda harus membangun mall yang cukup dikunjungi 1,5 juta orang per hari? Seberapa luas lahan parkir yang harus anda sediakan?

12. Dengan teknologi, semua jadi murah, ringkas, dan siapapun bisa "main". Siapapun bisa hadir bertarung. Semua kalangan bisa jangkau.

13. Intermezo : dulu penyanyi harus terkenal lewat Asia Bagus, atau festival nyanyi di TV nasional, sekarang banyak yang beken via youtube. Fact!

14. Semua terjadi karena teknologi mempengaruhi perilaku manusia. Sayangnya kita hanya melihatnya berdampak pada ekonomi saja. Padahal...

15. Padahal ia juga berdampak pada cara kita berpolitik. Termasuk berdemokrasi. Termasuk dalam perilaku manusia dalam election.

16. Saya ingin masuk pada tahapan bagian berikut dari kultwit ini : faktor teknologi dalam efisiensi political cost.

17. Setiap saya berbincang dengan sahabat-sahabat yang sedang aktif di politik praktis, mereka selalu muter-muter di 'duit'. "Demokrasi mahal".

18. Setiap saya sampaikan visi saya yang amat kuat akan negeri ini, mereka menasehati : "kumpulin uang banyak-banyak, pemilu mahal!"

19. Maka ijinkan saya untuk memahamkan suatu hal saya yakini : "berpolitik di masa yang akan datang akan teramat murah"

20. Ongkos menang pemilu menjadi mahal karena infrastruktur yang tidak efisien. Kita butuh media besar untuk building awareness.

21. Kita butuh sumber daya fisik untuk memobilisasi dukungan. Semuanya jadi mahal. Terlebih medan Indonesia yang luas dan menyebar.

22. 400an kabupaten dan kota. Ribuan desa. Tentu ini butuh logistik yang gak karuan besarnya.

23. Tapi itu hari ini, kita harus sadar bahwa percepatan teknologi juga berdampak pada ketersambungan komunikasi.

24. Dulu mobile phone adalah barang langka. Namun sekarang, jumlah mobile phone sudah menyamai jumlah penduduk negeri ini.

25. Itu baru pengguna HP. Yang basisnya text (sms) dan voice. Belum lagi pertumbuhan smartphone : 3 juta smartphone per bulan.

26. Smartphone berarti gadget yang memiliki fitur email, web connected, youtube, dan seabrek aplikasi lainnya. Ini luar biasa.

27. Gak pake nunggu lama, data nielsen sudah menunjukkan penurunan hampir 45% penonton di primetime. Orang udah gak nonton TV, mereka nonton youtube.

28. Dahulu kita takit ketinggalan acara TV. Skrg gak tuh, kita bisa tonton ulang di youtube. Pasar iklan bergeser. TV gak "works" lagi.

29. Artinya, dominasi media besar akan tergeser oleh media yang lebih flat dan alami : social media. Content dari people, untuk people. Dahsyat.

30. Imajinasi saya, kita hari ini butuh media besar untuk kampanye, tapi di masa depan, kita tidak butuh itu lagi.

31. Dimasa depan nanti, seorang pemilih akan mencari informasi tentang calon legislatif atau presiden via media independen.

32. Seorang caleg atau capres cukup upload pemikirannya di medsosm dan wuuzzz, semua bisa akses fikirannya. Dan semua bisa menilai.

33. Hari ini kita mengeluhkan tentang pemilih cerdas dan gak cerdas. Di masa depan nanti, saya rasa semua orang jadi cerdas.

34. Semua orang cerdas bukan karena pendidikan tingginya, tapi karena source informasi yang tersedia begitu mudah.

35. Sekarnag kita faqir wifi. Tidak semua tempat coverage wifi. Tapi suatu hari nanti, 1 negara ini bisa terkoneksi secara gratis. Trust me.

36. Dulu pulsa kita habis karena sms-an. Sekali kirim 250 rupiah. Sekarang ada WA,BBm,line dan kawan2. Texting jadi murah. Bahkan no cost.

37. Inti dari semua pemahaman yang saya berikan malam ini adalah.. politik akan terimbas teknologi, sama seperti bisnis. Semua jadi efisien.

38. Saat ini, yang bisa menari-nari di panggung politik adalah yang banyak uang, namun dimasa depan, mereka yang memiliki isi lah yang menang!

39. Seperti GoJek yang menggilas sistem Ojeg konvensional. Dimasa depan nanti akan hadir GoParty yang akan menggilas partai konvensional.

40. Setiap pemilih akan menjadi pemilih cerdas yang bebas memilih. Mereka dapat mengakses apapun yang mereka mau akses. Tinggal kuat2an konten.

41. Di masa depan nanti, tidak ada lagi bisa beli suara. Semua pemilih sudah cerdas. Track record calon legislatif dan capres ada scr digital.

42. Capres di 10-20 tahun nanti, tinggal dilihat aja track record twitternya, facebooknya, apa pemikiran-pemikiran mereka untuk bangsa ini.

43. Maka saudaraku, bersiaplah untuk proses demokrasi yang murah dan terjangkau. Jangan berkecil hati, uang bukan masalah. Tinggal "isi".

44. Dengan pola teknologi yang makin pesat, proses deliveri ide jadi murah. Tinggal masalahnya : idenya ada gak? #nusuk

45. Dari sekarang, bangunlah ide dan wacana yang kuat tentang bangsa ini. Bangun jejaring. Bangun posisi di dunia digital.

46. Ridwan Kamil di Bandung telah membuktikan, betapa murahnya proses politik yang dia lakukan. Kombinasi ide, metode digital dan relawan. Klop!

47. Bismillah, sekali lagi, saya amat teramat yakin, uang bukan lagi penentu kemenangan politik.

48. Jangan menang pake uang, apalagi uang orang, ntar habis menang bingung ngembalikannya. Akhirnya korupsi, cari kickback proyek sana sini.

49. Sudah saja, bismillah, menang terhormat, karena ide, karena wawasan, karena kapasitas, karena jaringan, bangun dari sekarang. Berencana!

*dari twitter @erdin034 (Sabtu, 29/8/2015)
Foto: Tribunnews.com




Subscribe to receive free email updates: