Gaza – Gerakan perlawanan Islam Hamas menganggap pernyataan yang disampaikan presiden kudeta Mesir, Abdul Fatah As-Sisi terkait dengan kerja sama utuh dengan Otoritas Palestina dalam sejumlah kebijakan yang ia terapkan di perbatasan Gaza menunjukan bahwa Mahmud Abbas telah melakukan konspirasi terhadap hak-hak bangsa Palestina di Gaza.
Dalam pernyataanya yang dilansir pusat Infopalestina, jubir Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, Mahmud Abbas telah melakukan konspirasi menenggelamkan perbatasan Gaza.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Mesir Kudeta, Abdul Fatah As-Sisi menegaskan, kebijakan keamanan yang mereka terapkan di perbatasan antara Gaza dan Mesir atas kerja sama utuh dengan pemerintahan Otoritas Palestina yang dipimpin Mahmud Abbas.
Dalam keteranganya yang dibagi-bagikan, Sabtu (26/9) pihak kepresidenan kudeta Mesir menjelaskan, semua kebijakan yang diterapkan di perbatasan atas koordinasi seluruhnya dengan pihak Otoritas Palestina.
Pengumuman ini mereka sampaikan menyusul pertemuan puncak, Mahmud Abbas dan Muhammad As-Sisidi New York membahas masalah pembangunan dan donasi PBB. As-Sisi menyatakan, kebijakan tersebut bertujuan melindungi perbatasan dan mengamankan regional Mesir-Palestina.
Militer Mesir sejak Jumat, 11 September 2015, mengguyurkan air laut yang cukup banyak melalui pipa yang sudah dipasang sebelumnya di sepanjang perbatasan Mesir-Jalur Gaza. Pipa yang diatur sedemikian rupa itu didesain untuk merusak terowongan bawah tanah yang merupakan sumber lalu lintas kebutuhan warga Gaza.
Sejak Oktober tahun lalu, pemerintah Mesir membangun kawasan bebas terowongan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, tepatnya di kota Rafah sejauh 2 km dengan dalih memerangi terorisme. Padahal Hamas, faksi terbesar di Jalur Gaza ingin menjaga hubungan strategi dengan negara-negara Arab dan Islam dan tidak ingin intervensi urusan dalam negeri negara lain, namun juga tidak ingin membela negara lain yang akhirnya menjauhkan Hamas dari perlawanan dengan Israel .