Eks Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi bakal melakukan perlawanan atas tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersekongkol dengan orang lain untuk menjatuhkan citra gubernur jelang Pilkada 2017.
Rustam menegaskan memegang data kejanggalan yang terjadi pada saat penertiban kawasan red district Kalijodo, bukan seperti yang dituding Ahok bahwa dirinya melakukan aksi pembangkangan. Hanya saja, eks Walkot Jakut itu enggan menjelaskan secara rinci saat ini.
"Susah kalau ngomong lewat telepon. Ini soal bukti dan fakta. Nanti saya ungkap bagaimananya, saya pegang datanya. Nanti baru tampak kesimpulannya," ujar Rustam saat dihubungi, Rabu (27/04/2016).
Sebelumnya, Ahok menyebutkan ada rentetan panjang perselisihan dirinya dengan Rustam sebelum persoalan sakit hati eks Walkot Jakut itu menghebohkan publik.
"Saya kira ini (persoalan) ini panjang, bukan cuma karena candaan kemarin," ujar Ahok, saat menerima keputusan Rustam untuk mundur kemarin.
Ahok menjelaskan perselisihan mulai terjadi ketika Rustam tidak terlibat aktif dalam kegiatan reklamasi yang dilakukan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Lalu, Rustam pun dituding bersikap yang sama dalam persoalan penertiban kawasan red district Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat itu, kata Ahok, mendadak Rustam meminta satu bangunan di kawasan itu bernama bengkel engsel tidak ikut dieksekusi. "Saya pikir kamu bisa kebayangkan enggak kalau Kalijodo diratain ada satu bengkel enggak diratain, kamu tafsirannya apa?" tanya Gubernur
Menurut Ahok, permintaan Rustam itu bisa memicu pergulatan politik yang berbahaya, lantaran bisa dihubung-hubungkan dengan persoalan etnis karena usaha itu milik orang Tionghoa.
"Makanya saya tegur dia, kok kamu minta izin enggak dihancurin usaha. Ya panjang lah ini. Enggak apa-apa kita apresiasi aja kerja dia. Udah yang lain aja," tutup Ahok. (Rimanews)