Pesawat tak berawak (drone) “Bayraktar” yang dirancang oleh Turki berhasil menembakkan sebuah projektil amunisi pintar MAM-L dengan sebuah hulu ledak untuk pertama kalinya dalam sebuah tes yang dilakukan pada Kamis (28/4) malam.
Amunisi tersebut, yang ditembakkan dari sebuah UAV taktis yang dibuat dalam kolaborasi dengan Kale-Baykar dengan jarak tembak di dekat Konya, dikembangkan oleh Roketsan dan berhasil tepat sasaran. Bayraktar dites tembak pertama kali pada Desember kemarin. Tulisan di amunisinya, “Beni at, onu atma” (tembakkan saya, bukan itu), “ Atcem deyon atmeyon” (kau menyebut akan menembak, tapi kau tak akan melakukannya) menarik beberapa apresiatif dari para hadirin. Tembakan pertama dilakukan dengan amunisi yang tidak memiliki hulu ledak.
Setelah tes tersebut, Undersecretary untuk industry pertahanan Prof. Dr. Ismail Demir mempostikan berbagai foto di akun twitternya dan menyebut: “kami sangat bangga, UAV buatan kami yang 100% nasional berhasil menembak tepat sasaran". Bersama berbagai tes untuk drone bersenjata ini, tahap ‘kualifikasi’ telah diselesaikan. Lebih lanjut, selama beberapa bulan ke depan, drone Bayraktar direncanakan akan digunakan oleh angkatan bersenjata Turki setelah penyelesaian semua tes yang diperlukan.
Dalam tes yang dilakukan, drone-drone ini diperkirakan akan mampu membawa amunisi. Setiap amunisi, MAM-L dan MAM-C, dikembangkan oleh Roketsan untuk digunakan pada drone dengan berat 22,5 kilogram. Amunisi yang dipandu dengan hulu ledak dengan berat 10 kilogram ini dapat menghantam sebuah target dari jarak 8 kilometer.
Setelah serangan-serangan misil oleh ISIS di provinsi Kilis di sebelah selatan, Turki memesan drone bersenjata “Predator” dari AS. Sekarang, dengan kemajuan yang dicapai dalam drone Bayraktar, mereka diperkirakan akan digunakan sebagai platform bersenjata di wilayah bermasalah ini.
Sumber: Daily Sabah