Cerita Hijaber Inggris Berteman dengan Wanita yang Awalnya Curigai Dirinya Teroris


LONDON - Banyak wanita muslimah di negeri Barat yang pernah mengalami kejadian/perlakuan tak menyenangkan hanya karena memakai jilbab. Beberapa dari mereka merasa takut ketika hal tersebut terjadi namun sebagian di antaranya justru menjadikan peristiwa itu untuk merangkul masyarakat yang berpikiran negatif tentang dirinya. Seperti yang dilakukan oleh hijabers asal Inggris, Jiva Akbor.

Berbagi cerita lewat Facebook, pada 18 Juli lalu, Jiva menuliskan pengalaman menarik saat melakukan penerbangan dari Glasgow International Airport, Skotlandia ke Spanyol. Kala itu ia pergi sendiri dan duduk di kursi belakang pesawat.

Jiva duduk di samping wanita muda berkulit putih yang membawa anaknya. Jiva duduk di kursi deretan terluar sementara wanita yang belakangan diketahui bernama Beverly duduk di bagian tengah dan putranya dekat jendela.

Ternyata perjalanan harus ditunda sekitar 40 menit karena masalah lalu lintas pesawat. Untuk menghabiskan waktu sambil menunggu penerbangan, Jiva kembali menyalakan handphone dan membuka Whatsapp. Ia tidak sabar untuk berbincang dengan tim Quran Revolution di acara IlmFest London, Inggris.

Jiva menjelaskan bahwa teman-temannya yang bergabung dengan tim Quran Revolution memiliki masalah pencurian dan ia berusaha menyemangati mereka. Jiva pun membalas grup dengan tulisan 'HasbiAllahu la ilaaha illaahu alayhi tawakaltu may Allah make the day easy for you all!'.

Setelah mengirimkan pesan tersebut, Beverly yang duduk di sampingnya memintanya berdiri karena dia ingin keluar. Jiva pikir Beverly ingin ke toilet dan memberinya jalan lalu duduk kembali. Beberapa saat kemudian Beverly kembali berdiri di sampingnya. Secara otomatis tentu Jiva berdiri untuk memberikan jalan masuk ke tempat duduknya. Namun wanita berambut pendek itu tetap berdiri sambil menatap Jiva aneh.

Saat ia menoleh, ada dua pramugari di belakang Beverley yang terlihat khawatir menatapnya. Jiva merasa bingung tapi tetap melemparkan senyum ke Beverly dan dua pramugari tersebut. Beverly tampak bingung ingin melangkah ke kursinya hingga salah satu pramugari mengatakan 'Anda harus kembali ke kursi Anda ma'am'. Masih dalam keadaan ketakutan, Beverley bertanya pada Jiva yang membuat dirinya terkejut.

"Aku bingung, untuk beberapa detik aku berpikir dia (Beverly) punya masalah kesehatan atau serangan panik. Tapi aku kaget, jantungku seperti berhenti saat dia bilang 'Saya melihat Anda menulis message dan Anda menulis Allah'," cerita Jiva di Facebook.

Jiva menuturkan kalau Beverly berpikir bahwa ia bagian dari kelompok teroris karena memakai jilbab dan mengirimkan pesan tersebut. Jiva juga tak menyangka Beverly tampak sangat ketakutan hingga menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia kemudian berusaha tenang dan menjelaskan bahwa Allah di dalam pesan singkatnya berarti Tuhan tidak ada maksud lainnya.

Jiva dan wanita tersebut sempat berdebat. Beverly sampai minta pindah duduk dengan pramugari tapi kedua awak pesawat itu menuturkan kalau tidak ada lagi kursi kosong. Mereka pun bersikap tegas bila Beverly tidak mau duduk maka ia akan dikeluarkan dari pesawat.

Beverly akhirnya memilih tetap duduk di samping Jiva tetap sambil ketakutan. Jiva mengaku sedih dan pikirannya berkecamuk. Ia takut pengalaman wanita berhijab lain yang pernah dikeluarkan dari pesawat hanya karena berjilbab akan dialaminya.

Wanita yang lahir di Greater Manchester itu berusaha bersikap tenang dan mencoba mendekati Beverly secara perlahan. Ia berusaha menjelaskan arti dari pesan singkat yang dikirimkan olehnya untuk teman-temannya di Whatsapp.

Jiva juga menceritakan sedikit tentang dirinya kalau ia hanya gadis biasa yang lahir di Inggris dan senang traveling. Ia sering berpergian untuk mengikuti tur Islam. Setelah 15 menit menjelaskan, Beverly diakui Jiva tampak lebih tenang.

"Aku memegang lengannya dan mengatakan kalau aku bukan ancaman baginya. Akhirnya dia mulai terlihat lega dan mulai buka suara. Dia mengatakan 'Itu begitu menakutkan ketika aku melihat banyak berita di media membuat kita berpikir buruk dan aku hanya panik'," kisah Jiva.

Setelah 20 menit bercakap-cakap, Beverly pun meminta maaf kepadanya berkali-kali. Ia sungguh menyesal terhadap apa yang telah dilakukan terhadap Jiva. Dengan besar hati, Jiva menerima permintaan maaf dari Beverly.

Mereka pun saling berbincang tak hanya soal agama tapi juga pekerjaan, Brexit, ekonomi, hingga Pokemon Go. Bahkan Jiva sempat terkejut ketika Beverly mengeluarkan botol parfum kecil berbentuk bintang favoritnya yang kemudian diberikan kepadanya.

"Botol itu berbentuk bintang dan bintang itu dianggap istimewa baginya (Beverly) dan dia ingin aku simpan parfum itu karena menurutnya aku menginspirasi," ujar Jiva.


Usai dua jam mengobrol, mereka sudah tertawa bersama. Jiva pun kembali bertanya kepada Beverly apa yang sebenarnya ia pikirkan ketika dirinya menulis nama Allah di pesan singkatnya.

"Saat aku menulis kata Allah apa yang kamu pikirkan?" tanya Jiva.

Jawaban Beverly membuat keduanya tertawa.

Beverly menjawab, "Aku hanya berpikir bagaimana kalau ini pesan terakhir kamu (sebelum lakukan bom bunuh diri di pesawat -red)."

Jiva pun tertawa, begitupun Beverly ikut tertawa tapi kemudian dia minta maaf lagi.

Keduanya pun kini berteman akrab. Bahkan mereka saling berhubungan lewat Whatsapp dan janjian bertemu lagi pada waktu yang ditentukan.


Status yang ditulis Jiva di akun pribadinya menjadi viral. Lebih dari 9 ribu pengguna yang share kisahnya tersebut. Statusnya juga mendapatkan lebih dari 10 ribu likes.

Kisah unik nan inspiratif Jiva ini juga banyak diposting oleh media-media kenamaan di Inggris, seperti the Independent, mirror, dll.

*Sumber: Fb Jiva Akbor, detikcom, dll.




Subscribe to receive free email updates: