Di Pertemuan Paris, Erdogan Tantang Putin


Berbicara di Paris pada hari pertama (30/11) dari Konferensi Perubahan Iklim PBB dengan 140 pemimpin dunia lainnya, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menanggapi fitnah dari presiden Rusia Vladimir Putin dimana Putin menuduh bahwa Turki membeli minyak dari organisasi teroris Daesh (ISIS).

Dalam pernyataannya, Presiden Turki menggarisbawahi komitmen Turki untuk melawan teroris Daesh dengan berbagai cara yang dapat dilakukan. Erdogan mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya jika terbukti Turki membeli minyak dari Daesh.

Erdogan mengatakan: “Begitu klaim (fitnah dari Putin) itu terbukti, harga diri dari negara kami akan meminta saya melakukan hal ini (meletakan jabatan). Saya tidak akan berkilah dari janji ini, tetapi saya bertanya kepada presiden Putin, apakah Anda juga bersedia (melakukan hal yang sama)?”

Erdogan juga memanggil rekan-rekan pejabat Rusianya untuk menjelaskan Rusialah yang membeli minyak dari Daesh.

Presiden Turki itu menyatakan bahwa warga negara Rusia dan Suriah (pro-rezim Assad) yang telah membeli minyak dari Daesh dan kemudian menjualnya ke pemerintah rezim Assad, yang mana hal ini juga dikonfirmasi oleh sumber-sumber dari Amerika Serikat. Erdogan menambahkan “Pertama, mereka (Rusia) harus bisa memberikan penjelasan tentang (fitnah) ini.”

Erdogan juga mengatakan bahwa klaim Rusia mengenai Turki membeli minyak dari organisasi teroris Daesh adalah suatu pernyataan yang tidak bermoral, ia menambahkan “klaim tersebut harus dibuktikan !”.

Lebih lanjut Erdogan menekankan bahwa negara Turki membeli minyak dari sumber-sumber yang jelas, ia berkata: “Kami membeli minyak dari Rusia, Iran, Azerbaijan, Qatar dan Nigeria. Kami tidak akan menerima tuduhan atau fitnah apapun.”

Erdogan mengatakan bahwa Turki kedepannya akan bertindak dengan sabar dan tidak emosional sebelum mengambil tindakan apapun dalam menanggapi keputusan Rusia untuk menjatuhkan sanksi terhadap Turki.

Putin sebelumnya pada hari Senin (30/11) menuduh bahwa alasan Turki menjatuhkan pesawat perang Rusia pada tanggal 24 November lalu karena Turki ingin melindungi pasokan minyak dari Daesh.

Putin yang berbicara pada konferensi iklim global di Paris, mengatakan bahwa keputusan untuk menembak jatuh pesawat Rusia tersebut merupakan “kesalahan besar” dan bahwa ia tidak bertemu Erdogan pada hari Senin (30/11), meskipun mereka berdua sama-sama berada di Paris.

Ketegangan antara Rusia dan Turki telah meningkat sejak pelanggaran Rusia atas wilayah udara Turki pekan lalu.

Para pejabat Turki telah menunjukkan bukti-bukti audio dan visual mengenai jet Rusia SU-24 yang melanggar wilayah udara Turki dan sudah diperingatkan berulang kali.

Moskow, di sisi lain, tetap pada klaimnya bahwa pesawat itu ditembak jatuh ketika berada di atas wilayah Suriah, di mana Rusia telah melaksanakan kampanye udara untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Putin pada hari Sabtu (28/11) menandatangani sebuah dekrit untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki, sementara Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan meminta maaf atas insiden tersebut.

Pada hari Senin (30/11) Rusia mengatakan sanksi itu akan berlaku terutama terhadap produk pertanian dan mungkin ia akan memperluas sanksi jika diperlukan.

Sumber: http://ift.tt/1SjbdoN




Subscribe to receive free email updates: