Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini Memilih Bunuh Diri Jika Capres Jagoan kalah

Hal unik terjadi pada pesta demokrasi pemilu pemilihan presiden 2014 di Indonesia kali ini. Bukan karena kemenangan dua capres dan cawapres dalam survei atau bukan dari kelucuan-kelucuan yang dibuat oleh para pengguna sosial media seperti pada Fans Page Meme Comic Indonesia tentang perbedaan hasil quick count ini.

Hal ini tentang para pendukung dari capres dan cawapres yang seolah-olah mereka tidak terima jika capres jagoan mereka kalah. Hal ini sebenarnya sudah ramai di perbincangkan sebelumnya sejak dua pengguna jejaring sosial Facebook ini memposting sebuah status yang menurut saya 'konyol' dan kemudian ada pengguna facebook lain yang melihat lalu membagikannya ke pada pengguna lainnya.

Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini
Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini

Mereka adalah Egar Raha dan Tri Wulandari Anggraini. Kedua orang ini mendadak terkenal setelah mereka memposting status yang sepertinya mereka belum siap dan tidak terima jika capres jagoannya kalah. Tri Wulandari Anggraini, dalam status facebooknya dia menuliskan bahwa jika Jokowi yang menang dan menjadi presiden, maka dia siap gantung diri.

Status Tri Wulandari Anggraini


Kurang lebih, dia menulis seperti ini:
Kalau sampe Joko Widodo jadi presiden maka saya akan gantung diri.
tulisnya di Facebook.
Kemudian Egar Raha, dia malah menulis status yang lebih ekstrim lagi. Dalam statusnya dia bahkan berani 'menantang' Tuhan dan lebih memilih 'Kafir' jika bukan Prabowo Subianto yang menjadi presiden. Dalam statusnya, dia menulis:



Status mereka berdua ini sontak membuat para pengguna lain risih, bahkan mungkin ada yang gemas. Sehingga ada pengguna yang mengcapture status mereka lalu menyebarkannya ke pengguna lain tak lama berselang status mereka pun langsung banjir komentar dan mereka mendadak menjadi artis sosial media.

Terlepas dari siapa yang akan terpilih menjadi presiden, para pengguna Facebook meminta agar mereka melaksanakan janjinya. Bagi saya, aksi mereka ini tidak masuk akal. Mereka membawa isu SARA untuk menarik perhatian. Padahal masyarakat kita masih sensitif dengan isu SARA ini.

Entah hanya mencari sensai dan ingin terkenal atau memang sudah tidak waras dan tidak siap kalah, seharusnya dalam pemilihan pemilu kali ini tidak ada yang seperti ini. Menang kalah adalah hal yang biasa, jika capres jagoan kalah bersikaplah dewasa. Bertolak dari fenomena yang terjadi pasca pilpres ini, mari kita bersikap lebih rasional, Seperti yang dituliskan Budi S. Tanuwibowo dalam puisinya:
Jokowi atau Prabowo
Kalah-menang harus legowo
Yang menang tidak jumawa
Yang kalah berlapang dada.
Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Subscribe to receive free email updates: