Innalillahi.. Bocah Umur 9 Tahun di Pekanbaru Meninggal Dunia Akibat Asap


Innalilllahi wa inna ilaihi rojiun... Seorang bocah lelaki berumur sembilan tahun di Pekanbaru, Riau, meninggal dunia akibat terlalu banyak menghirup asap. Hasil medis menyebutkan paru-paru bocah malang ini penuh dengan asap, sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup.

Langit Riau kembali kelabu. Bocah bernama Ramadhani Lutfi Aerli (9) akhirnya harus meninggalkan dunia akibat bencana asap yang terjadi berkepanjangan di Riau. Sang bocah meninggal subuh di Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru, Riau, setelah mengalami demam tinggi, Selasa (20/10/2015).

"Anak saya Senin masih sekolah. Lalu Selasa-nya dia demam tinggi dan juga kejang-kejang. Kami sempat beri obat demam. Tapi tengah malam tadi, dia sudah tak sadarkan diri, makanya kami bawa ke RS Santa Maria," sebut ayah bocah malang itu, Eri Wirya kepada GoRiau.com.

Dengan mata yang sembab dan suara terbata-bata, Eri menjelaskan, saat di rumah sakit, kondisi anaknya sudah kritis dan tak sadarkan diri. Dokter pun langsung memberikan penanganan awal dengan menginfus, memberi oksigen dan uap. Namun Ramadhani tak juga sadar.

"Jam 01.00 WIB kami bawa ke RS. Terakhir dia sadar dan panggil nama Bunda (ibunya). Setelah itu dia pingsan. Dokter sudah menekan-nekan dadanya. Saya tidak tega melihatnya, saya istighfar. Dan subuhnya anak saya sudah tiada," kisah sang ayah dengan berurai airmata.

Usai itu, bocah korban asap ini langsung dibawa ke rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, gang Nikmat nomor 57, Kelurahan Kota Baru Baru, Kecamatan Pekanbaru Kota, untuk dimakamkan siang ini, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Akap.

Dengan meninggalnya Ramadhani yang masih duduk di bangku kelas 3 MIN 1, Jalan Sumatera ini, artinya sudah tiga orang warga Pekanbaru yang meninggal dunia akibat bencana asap di Riau. "Saya minta pemerintah bertanggung jawab atas hal ini. Jangan sampai ada korban lainnya berjatuhan, sudah cukup rasanya," sebut sang ayah.

*foto: Jenazah Ramadhani Lutfi Aerli (9) saat disemayamkan di rumah duka

Sumber: www.goriau.com




Subscribe to receive free email updates: