[Monas yang katanya tidak bisa dipakai untuk kegiatan apapun ternyata hari ini, Minggu 25 Oktober 2015 dipakai untuk acara Jakarta Marathon 2015. Foto capture diatas dari twit @TMCPoldaMetro pagi ini]
Aktivis JIL @sahal_AS mengecam Walikota Bogor Bima Arya yang melarang kegiatan peringatan Asyuro Syiah di Bogor.
"Pak @BimaAryaS melarang Syiah? Dari sudut NKRI: Ngawur. Dari sudut Islam: Picik. Dari sudut Paramadina: Malu2in," cuit @sahaL_AS, Jumat (23/10).
Walikota Bogor Bima Arya mengeluarkan Surat Edaran yang berisi larangan kegiatan perayaan hari raya Syiah dan aktvitas mobilisasi massa lainnya yang dilakukan jemaat Syiah di Kota Bogor.
Surat Edaran yang beredar di media sosial itu bernomor 300/1321-Kesbangpol TENTANG HIMBAUAN PELARANGAN PERAYAAN ASYURA (HARI RAYA KAUM SYIAH DI KOTA BOGOR). [Baca: Walikota Bogor Larang Kegiatan Syiah, JIL Ngamuk]
Namun @sahal_AS 'kebakaran jenggot' saat eks jurnalis @panca66 mengomentari soal standar ganda.
"Pas Ahok larang orang dzikir di Monas kalian diam. Hayoo, bidjinya kok berat sebelah? #SuaranyaMana?" cuit @panca66, Sabtu (24/10), yang langsung disambar @sahal_AS.
"Ahok ga pernah larang dzikir. Yg dilarang itu "di Monas." Ngetwit itu butuh otak, bukan bidji. Beda dgn duel norak!" sambar @sahal_AS mengomentari cuitan @panca66.
Ya sama dong mas Sahal. Bima Arya juga ga larang Dzikir ala Syiah, yang dilarang itu "di Bogor". Dibaca baik-baik surat edarannya nomor 300/1321: HIMBAUAN PELARANGAN PERAYAAN ASYURA (HARI RAYA KAUM SYIAH DI KOTA BOGOR).
Atas cuitan @sahal_AS (mahasiswa S3 Harvard USA), @panca66 yang eks jurnalis ini menjawab:
1. Twit sy nga mention dirimu. Kalau kamu nyamber, itu problem di kamu. Dan baca baik2 twit tak ada bilang Ahok larang dzikir.
2. Anda blg yg dilarang "Monas" ya berarti sama donk dgn apa yg sy twit. Kalo malu trus ngeles ya itu problem km @sahaL_AS :)
3. Soal anda mengecam Walkot Bogor, itu hak anda. Saya nga pernah komen twit anda. @sahaL_AS
4. Kalo anda merasa kecaman anda ke Walkot Bogor benar. Kenapa anda kebakaran jenggot (eh nga punya ya?), ketika sy twit ini @sahaL_AS
5. Kenapa anda sensi banget kalo ahok disebut? Enak ya makan siangnya? :) @sahaL_AS
6. Kalo anda pakai referensi staf ahok @imadya blg Monas nga bs dipakai buat kegiatan apapun anda salah. Besok (Minggu, 25/10) ada marathon disana @sahaL_AS
[lihat capture foto dari @TMCPoldaMetro]
7. Saya nga ngarang2 spt anda yg katanya punya otak dan intelektual muda Islam yg kuliah di Harvard @sahaL_AS
8. Jadi kalo bilang saya konyol, anda lebih konyol dari awal nyamber twit saya. Pakai kata Bidji juga. Suka ya? @sahaL_AS
9. Anda mempermasalahkan kata Bidji. Tp anda bangga betul makan siang sama pejabat publik yg ngomong tai di frekuensi publik @sahaL_AS
10. Pejabat publik yg suka nuding dan ancam orang. Suka ngomong kasar anda belain. Masa twit Bidji saya anda ributin? Capek deh @sahaL_AS
11. Kl anda anggap twit sy ngawur, anda lebih ngawur, nyamber kehilangan konteks dan motong twit orang. Segitu doang anak Harvard? @sahaL_AS
12. Sy apresiasi usaha anda memojokkan saya dgn framing yg di chirp dan anda sebarkan lewat rituit. Tp sy kasihan sm anda @sahaL_AS
13. Kalo anda cari panggung silakan. Sy dah bosan bikin panggung bertahun2.
14. Terakhir, masa segitu aja level intelektual muda Islam kuliah di Harvard? Ngelesnya nga canggih :)
Sumber: http://ift.tt/1S3q4nE