Arab Meluncurkan e-kampanye Mendukung Turki Menghadapi Sanksi Rusia


Penulis dan aktivis Arab telah meluncurkan e-kampanye yang ditujukan untuk mendukung barang produksi Turki dalam menghadapi sanksi ekonomi Rusia melawan Turki, setelah pesawat perang Rusia yang melanggar wilayah udaranya ditembak jatuh Turki Selasa lalu.

Aktivis telah meluncurkan berbagai hashtags Twitter dengan nama-nama seperti: #I_am_a_Muslim_and_in_solidarity_with_Turkey; #I_am_an_Arab_and_in_solidarity_with_Turkey; dan #Supporting_the_Turkish_goods.

Aktivis mengatakan melalui Twitter, mendukung barang-barang produksi Turki merupakan “kewajiban bagi setiap Arab dan Muslim,” juga menegaskan bahwa produk Turki “berkualitas baik dan harganya terjangkau”, serta perusahaan Turki telah “tersebar di seluruh dunia Arab”.

Pendukung terkemuka kampanye tersebut termasuk ulama ternama Kuwait Hamed al-Ali; Presenter TV Mesir Ahmed Mansour; Penulis Kuwait Faleh bin Hajari; Penulis Saudi Mohamed al-Hudhaif; presenter Saudi  TV Ali al-Zafiri; Penulis Saudi Mohamed al-Yahya; Penulis Qatar dan pemimpin redaksi surat kabar Al-Sharq al-Jaber Harami; dan penulis Saudi Ahmed bin Rashid bin Kata.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kremlin, Sabtu (28/11), Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui sanksi ekonomi terhadap Turki yang bertujuan “mencegah lembaga  dan perusahaan Turki melakukan kegiatan mereka di Rusia dan menghentikan sementara impor barang tertentu dari Turki”.

Sanksi yang mulai berlaku pada bulan Januari – juga melarang perusahaan yang beroperasi di Rusia mempekerjakan warga Turki.

Putin juga menandatangani sebuah dekrit sepihak menangguhkan perjalanan bebas visa antara Rusia dan Turki dan melarang perusahaan pariwisata Rusia menawarkan perjalanan ke Turki.

Keputusan tersebut juga menghentikan masakapai penerbangan menyewa pesawat antara kedua negara, serta pengetatan kontrol atas perusahaan pelayaran Turki di Rusia dan kapal angkatan laut Turki yang beroperasi di Laut  Hitam dan Azov.

Sanksi datang setelah  jet tempur F-16 Turki pada 24 November menghadang dan menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia yang telah melanggar wilayah udara Turki di dekat perbatasan Suriah.

Itu bukan pertama kalinya dalam sejarah jet tempur Rusia melanggar wilayah udara Turki.

Pada awal Oktober, pesawat tempur Rusia juga melanggar wilayah udara Turki, dimana pejabat Rusia kemudian meminta maaf, dan berjanji insiden itu tidak akan terulang. (Daily Sabah)

Sumber: http://ift.tt/1NkDzPF




Subscribe to receive free email updates: