Bagi negara Iran, pengikut Syiah dimanapun adalah 'warga negaranya' yang akan dibela. Syaikh Nimr Baqr al-Nimr yang dieksekusi mati adalah warga negara Arab Saudi, lahir di Saudi, belajar di Teheran, tinggal di Saudi. Namun karena dia Syiah, maka Iran akan membelanya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengancam Arab Saudi dengan mengatakan negera kerajaan itu akan menanggung risiko tinggi karena telah mengeksekusi ulama terkemuka Syiah di Saudi, Syaikh Nimr Baqr al-Nimr, Sabtu (2/1/2016).
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Hossein Jaber Ansari mengutuk keras eksekusi itu, apalagi eksekusi dilakukan setelah Iran yang didominasi Syiah berulang kali meminta Saudi yang mayoritas Sunni untuk mengampuni sang ulama. Iran juga menuding Saudi mendukung teroris dan ekstrimis.
"Pemerintah Saudi mendukung gerakan teroris dan ekstremis, namun menanggapi kritik di dalam negeri dengan penindasan dan eksekusi. Pemerintah Saudi akan menghadapi risiko setimpal menyusul kebijakannya ini," kata dia seperti diwartakan kantor berita IRNA.
Nimr (56) adalah tokoh utama penganjur demonstrasi yang pecah pada 2011 di provinsi bagian timur Saudi yang bermayoritas Syiah.
"Eksekusi tokoh semacam Sheikh al-Nimr, yang tidak menempuh cara lain dalam mengutarakan tujuan politik dan agamanya selain dengan angkat bicara, sungguh menunjukkan parahnya ketidakbertanggungjawaban dan kekuarangakalan," kata jubir kemenlu Iran.
Setelah ancaman resmi dari pemerintah Iran ini tak berapa lama pecah demonstrasi massa di Kedubes Saudi di Teheran, Iran. Massa mengamuk dan membakar gedung kedubes Saudi. (Baca: Pasca Eksekusi Mati Tokoh Syiah, Kantor Kedubes Saudi di Iran Dibakar)
Pasca insiden itu, Arab Saudi langsung memanggil duta besar Iran di Riyadh. Kerajaan Saudi menuduh Iran "tak tahu malu" mensponsori teror dan merusak stabilitas regional.
"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, padahal Iran sendiri adalah sebuah negara yang mensponsori teror, dan dikutuk oleh PBB dan banyak negara," kata juru bicara kementerian luar negeri Saudi dalam pernyataan yang dirilis kantor berita resmi Arab Saudi SPA.