'Kesaktian' Khalifah Umar bin Khaththab


Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir (3/480) bercerita tentang 'kesaktian' Khalifah Umar bin Khaththab r.a.:

Mesir jatuh ke pelukan Islam. Khalifah Umar mengangkat Amr bin ‘Ash ra sang panglima pembebasan sebagai Gubernur di sana.

Suatu hari di hari pertama dalam sistem penanggalan setempat, orang-orang setempat datang menemui Gubernur Amr bin ‘Ash.

Mereka berkata, “Wahai pemimpin kami, Sungai Nil di tempat kami punya kebiasaan tidak mau mengalirkan air kecuali permintaannya dipenuhi.”

“Apa permintaannya?” tanya Amr.

“Kalau sudah tanggal 12 bulan ini, kami biasa mencari seorang gadis perawan. Setelah kami berhasil membuat orang tuanya rela maka kami dandani gadis itu dengan pakaian dan perhiasan yang paling bagus. Setelah itu kami lemparkan dia ke sungai Nil sebagai tumbal,” papar mereka.

Amr memotong, “Perbuatan itu dilarang oleh Islam dan Islam melenyapkan ajaran buruk sebelumnya!"

Karena tidak ada solusi, para penduduk Mesir yang menetap di sekitar Nil memutuskan untuk menetap sementara seperti biasa. Bila air Sungai Nil tidak mengalir, mereka berencana pindah ke wilayah lain.

Melihat keadaan itu, Amr bin ‘Ash berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Khaththab di Madinah. Amr melaporkan peristiwa yang dihadapinya dan meminta nasihat kepada Umar apa yang mesti ia lakukan.

Umar membalas surat Amr. Dalam suratnya Umar menulis, “Tindakanmu benar. Islam memang menghapus kebiasaan buruk sebelumnya. Aku telah mengirim 'kertas khusus' untuk engkau lempar ke sungai Nil.”

Surat Khalifah Umar sampai ke tangan Amr. Amr membaca isi kertas 'surat khusus' yang ditulis Khalifah Umar untuk sungai Nil yang berbunyi: “Dari hamba Allah, Umar untuk Nil. Jika engkau mengalir karena kemauanmu sendiri, janganlah engkau mengalir. Tetapi bila engkau mengalir karena diperintah oleh Allah, maka aku meminta kepada Allah Yang Mahaesa lagi Maha Perkasa agar menjadikanmu mengalir.”

Kertas itu dilempar Amr bin ‘Ash ke sungai Nil. Saat itu penduduk Mesir tengah bersiap-siap pindah ke negeri lain karena sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan mereka berhenti mengalirkan air.

Setelah surat Umar dilempar, keesokan harinya, air Sungai Nil telah mengalir dengan ketinggian 7 meter lebih hanya dalam waktu semalam.

Sejak itu adat buruk masyarakat Mesir melempar tumbal seorang gadis hidup-hidup ke tengah Sungai Nil berhenti.

__
Sumber: dakwatuna




Subscribe to receive free email updates: