[Autopsi Siyono] Subhanallah.. Luar biasa sekali, Jasadnya utuh tidak ada bau sama sekali


Klaten – Proses autopsi jenazah Almarhum Siyono (34 tahun) akhirnya digelar hari ini, Ahad (03/04). Di bawah pengawalan ketat KOKAM pasukan paramiliter Muhammadiyah, autopsi dilangsungkan sejak pukul 06.00 pagi.

Sriyanto, komandan Kokam dari Kecamatan Gantiwarno, Klaten menjadi salahsatu tenaga yang dikerahkan untuk menggali makam Siyono. Secara tegas, ia tak mau bercerita secara terbuka terkait proses penggalian makam dan kondisi jenazah Siyono. “Saya takut salah tafsir nanti mas,” ujar Sriyanto usai proses penggalian usai.

Namun, salah seorang anggota Kokam lainnya bercerita bahwa ia merasa takjub saat ia ikut dalam proses penggalian makam Siyono.

“Subhanallah. Luar biasa sekali. Jasadnya utuh, tidak ada bau sama sekali,” ujar seorang anggota Kokam kepada Kiblat.net di Masjid Muniroh seamping kediaman Siyono di Desa Pogung, Cawas, Kabupaten Klaten pada Ahad, (03/04).

Pria setengah baya yang enggan disebutkan namanya ini menjelaskan kondisi jasad Siyono masih utuh, sama seperti dikuburkan sekitar duapuluh hari yang lalu. “Giginya masih utuh, hanya rambutnya saja yang sedikit berkurang,” tambahnya.

Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi keutuhan jasad Almarhum Siyono. Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio (70 tahun) yang memimpin proses autopsi. Menurut Prof. Dibyo, kondisi tanah lempung yang basah di sekitar makam sangat membantu awetnya kondisi jenazah.

“Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka/trauma pada jasad Siyono,” ujar Prof. Dibyo seperti dituturkan Endro.

Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah Almarhum Siyono.

“Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,” sebut Endro.

PP Muhammadiyah mengerahkan 9 dokter spesialis forensik untuk memeriksa jasad Almarhum Siyono. Sebagaimana diketahui, proses autopsi dilakukan terhadap jasad Siyono karena ada dugaan penyiksaan yang diterima Siyono selama berada dalam penahanan Densus 88.

Polda Jawa Tengah juga mengutus dokter spesialis forensik untuk dilibatkan dalam proses autopsi.

Pantauan Kiblat.net di lapangan, area pemakaman Dusun Brengkungan sudah dipadati anggota Kokam Muhammadiyah sejak pukul 03.00 dini hari. Semakin siang, para pengunjung yang penasaran juga semakin berdatangan ke kediaman Siyono.

Warga Dusun Brengkungan dan pengunjung sempat dikejutkan oleh kedatangan satu kompi (SSK) Brimob Polda Jateng. Pasalnya, mereka datang dengan senapan laras panjang, dilengkapi gas airmata memasuki areal pemakaman. (Kiblat.net)

***

KRONOLOGI KEMATIAN SIYONO:

1. Pada Selasa (8/3), sekira bakda shalat Maghrib, Siyono ditangkap Densus 88 di Masjid saat sedang melakukan zikir. Ia dicekal sejumlah orang berbadan tegap.

2. Kamis (10/3) pagi, Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah Siyono di RT 11 RW 05 Desa Pogung, dimana istri korban mengajar di rumah yang juga dikelola sebagai RA Amanah Ummah.

3. Jumat (11/3) siang pkl.11.00 beredar kabar korban meninggal dunia saat pemeriksaan.

4. Jumat (11/3) sore pkl.17.00 istri dan kakak korban dijemput Densus 88 dan langsung dibawa ke Jakarta.

5. Sabtu (12/3) pagi pkl.10.00 istri mengabari sedang dimintai keterangan oleh aparat kepolisian

6. Sabtu (12/3) siang pkl.13.00 istri Siyono mengkonfirmasi wafatnya suaminya.

7. Ahad (13/3) dinihari, jenazah Siyono tiba di rumah duka Klaten setelah diangkut jalur darat mobil Ambulance dari RS Bhayangkara Jakarta dikawal Densus 88.

8. Ahad (13/3) sekitar pukul 01.00 dini hari jenzah Siyono dimakamkan di pemakaman umum Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng.

9. Prosesi pemakaman berjalan lancar. Tak ada reaksi negatif dari mana pun. Kebanyakan pelayat dari Ormas Islam dari pelbagai daerah. Teriakan Allahu Akbar bertalu-talu selama jenazah diusung dari Masjid Muniroh ke pemakanan umum.

10. Ahad (3/4), atau tiga pekan (21 hari) setelah dimakamkan, jenazah almarhum Siyono diautopsi.





Subscribe to receive free email updates: