Tak Terkait Dengan Kelompok Islam, Aksi Penembakan di Munich Tak Disebut Aksi Terorisme


[portalpiyungan.com] Kepolisian Munich, Jerman, menyatakan serangan horor berupa penembakan brutal di dekat restoran McDonald, pusat perbelanjaan di Munich tak terkait Islam maupun kelompok militan Islamis. Polisi juga menyatakan salah satu pelaku tewas, yang diyakini akibat bunuh diri.

Hingga kini, sebanyak 10 orang tewas dan banyak orang terluka akibat penembakan brutal yang terjadi Jumat malam. Serangan tersebut, menurut polisi, tampak seperti serangan teroris. Dugaan sementara, jumlah pelaku tiga orang termasuk satu pelaku yang diyakini bunuh diri.

”Kami menemukan orang yang membunuh dirinya sendiri. Kami berasumsi bahwa dia adalah satu-satunya penembak,” kata @PolizeiMuenchen melalui akun twitternya, Sabtu, 23 Juli 2016.

Motif serangan belum dikonfirmasi oleh otoritas Jerman. Namun, sejumlah laporan media lokal menduga serangan dilakukan oleh kelompok ekstremis sayap kanan, bukan kelompok militan Islamis.

Laporan media-media lokal itu mengacu pada adegan video yang direkam di lokasi serangan, yang bertepatan dengan lima tahun setelah pembunuh massal pro-supremasi kulit putih, Anders Breivik membantai 77 orang di Norwegia.

Dalam video tersebut, seorang pria yang membawa senapan meneriakkan kata-kata kotor rasis. “Saya lahir di sini! Saya orang Jerman,” teriak pelaku penembakan brutal.

Saksi mata bernama Luan Zequiri mengatakan kepada penyiar N-TV, bahwa dia mendengar penyerang meneriakkan sebuah cercaan anti-asing, yang diikuti dengan jeritan “yang benar-benar keras”.

”Saya melihat ke arahnya dan dia menembak dua orang di tangga,” kata Zequiri. Dia kemudian bersembunyi di sebuah toko, sebelum akhirnya berlari dan di luar dia melihat beberapa orang tewas dan terluak tergeletak di tanah.

Laporan bertentangan disiarkan oleh CNN yang mengklaim mengutip saksi mata seorang wanita Muslim. Saksi itu mengaku mendengar pria bersenjata itu meneriakkan kalimat berbahasa Arab ”Allahu Akbar”. Namun, kesaksian ini belum dikonfirmasi pihak kepolisian.



Subscribe to receive free email updates: