Gawat! Indonesia Bisa Seperti Krisis Yunani


Nanti malam (17/6), begitu Janet Yellen (Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat/The Fed) bilang sukubunga Amerika Serikat tetap akan dinaikan pada tahun 2015 ini juga, maka.. INDONESIA LENYAP....!!!

Haduuuhh...!

Sejak pagi hingga siang ini di Media Internasional (CNBC, Bloomberg, Reuters ) mengatakan: "Pasar sedang berkonsentrasi dampak buruknya pernyataan Janet Yellen nanti malam terhadap Indonesia dan emerging market."

Tendensius Indonesia akan menjadi Yunani kedua.

Market (pasar) sedang berkonsentrasi akan mengalihkan kasus Yunani ke krisis di Indonesia dalam tahun2015 ini.

Berdebar dan menunggu kehancuran dan kekacauan ekonomi Indonesia dalam 1-2 hari ini.

Ingat... Rupiah tembus 13.500, itu pintu masuk jurang kehancuran berkepanjangan dan lebih dalam.
Rupiah sekarang Rp. 13.400 per Dollar.

Presiden Bodoh menghasilkan negara hancur, karena Pemilih yang Bodoh.

(Rita Agita)

***

The Fed Beri Sinyal Kuat Kenaikan Suku Bunga

Washington - Para pelaku pasar kini tengah menanti keputusan Bank Sentral (The Fed) Amerika Serikat (AS), meskipun sebagian yakin Gubernur The Fed Janet Yellen akan mengirimkan pesan kuat kenaikan suku bunga berlangsung di tahun ini.

The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir pada September mendatang.

Melansir laman CNBC, Rabu (17/6/2015), sebanyak 92 persen partisipan yang mengikuti Fed Survey CNBC memprediksi bank sentral tersebut akan mulai menaikkan suku bunganya tahun ini.

"Ekspektasi kami adalah The Fed akan mengulangi keinginan menaikkan suku bunga tahun ini dan memberikan sinyal The Fed akan menaikkan suku bunga selama dua kali," kata Manajer Porfolio di Western Asset Management, John Bellows.

Bahkan dia memprediksi, The Fed akan menaikkan suku bunga selama empat kali tahun depan. Itu semua akan dilakukan jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga selama dua kali tahun ini.

"Saya rasa tak ada yang berubah, dua kali kenaikan pada 2015 dan empat kali tahun depan," tutur dia.

Menurut Bellows ini merupakan bentuk konsistensi dari apa yang dilontarkan The Fed ke pasar sepanjang tahun ini. Hanya beberapa minggu lalu sejak Yellen memberikan sinyal kuat mengenai rencana kenaikan suku bunga tahun ini.

Para petinggi The Fed menggelar pertemuan dua harinya sejak Selasa kemarin waktu setempat dan akan merilis pernyataan dan ekonomi baru serta prediksi kenaikan suku bunga pada pukul 2:00 siang waktu setempat. Yellen juga akan menggelar pertemuan dengan media sekitar 30 menit setelah rapat selesai.

"Saya rasa mereka akan melakukan kenaikan suku bunga pada September. Tampaknya tak ada kenaikan suku bunga bulan ini. Setiap pertemuan The Fed sangat penting sebelum mereka menaikkan suku bunga," tutur pakar strategi suku bunga Nomura George Goncalves.

Dia mengatakan, banyak ketidakpastian di dunia ekonomi saat ini. Tapi The Fed benar-benar memiliki data yang konstruktif untuk menaikkan suku bunga. Dengan data ekonomi saat ini, The Fed seharusnya lebih optimis dengan kemungkinan kebijakan moneternya.(Sis/Nrm)


Sumber: http://ift.tt/1emiW7O

***

Hantu The Fed Gentayangi Rupiah, IHSG; Mengukur Kemungkinan Suku Bunga Naik 
 
Tekanan terhadap Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia muncul lagi, dengan hulu permasalahan yang sama, yaitu kekhawatiran Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga.

Dampak kenaikkan -- atau 'rencana' kenaikkan -- suku bunga acuan The Fed adalah menyedot dana investor global terutama dari negara-negara berkembang yang kemudian mengalir ke Amerika Serikat, karena dengan naiknya suku bunga acuan, maka surat berharga dan instrumen investasi lainnya di AS akan menjadi lebih menarik.

Apakah The Fed benar-benar akan menaikkan suku bunganya? Atau rencana ini hanya layaknya bayangan hantu?

Terlepas dari benar-benar akan naik atau tidak, kenyataannya saat ini adalah bahwa pidato Gubernur The Fed Janet Yellen dua minggu lalu sungguh-sungguh bertuah, karena terbukti dapat mendorong penguatan dolar Amerika, dan saat bersamaan membuat pasar saham di sejumlah negara berkembang (Emerging Market) terkoreksi dengan nilai yang tidak sedikit, termasuk IHSG.

IHSG mengalami koreksi 8,41 persen dalam dua minggu perdagangannya karena keluarnya aliran dana asing.

"Jika ekonomi terus membaik seperti yang saya harapkan, saya pikir akan memungkinkan the federal fund rate untuk dinaikkan secara bertahap dan memulai proses normalisasi kebijakan moneter," ujar Yellen dalam pidatonya seperti dikutip berbagai media pada akhir Mei lalu.

Pidato Yellen ini diucapkan setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis data Core Consumer Price Index (yoy) yang bertahan di level 1,8 persen. Data inflasi ini mendekati ekspektasi The Fed pada level 2 persen, dimana pada level ini the Fed cenderung lebih nyaman untuk menaikkan suku bunga.

Sumber: http://ift.tt/1R8aV2o





Subscribe to receive free email updates: