Pengamat politik Emrus Sihombing menyakini PDIP akan mengajukan kadernya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Emrus mengatakan, ada sejumlah alasan yang layak dipertimbangkan PDIP untuk mengajukan kadernya ke Jakarta.
Pertama, PDIP menjadi satu-satunya partai politik yang dapat mengusung sendiri calonnya tanpa koalisi karena jumlah kursi di DPRD Jakarta yang memadai.
Hubungan antara PDIP dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kata Emrus, juga kurang harmonis. "Bahkan saling sindir Ahok dan PDIP sudah memasuki ranah pride atau harga diri," katanya di Jakarta.
Ketiga, kata dia, Jakarta merupakan Indonesia mini yang akan diperebutkan semua partai. DKI Jakarta menjadi barometer bagi partai politik sebelum pemanasan 2019.
Keempat, menurut Emrus, banyak kader PDIP yang layak dan dapat diperjuangkan di Jakarta. "Yang mungkin paling kuat Risma (Walikota Surabaya)," katanya.
Alasannya, popularitas Risma saat ini memadai untuk diusung. Kinerjanya juga telah menjadi perbincangan banyak kalangan. Risma menurut dia, lawan yang sepandan untuk menyaingin Ahok.
Emrus menambahkan, meski saat ini nama Ahok masih tertinggi dalam survei, namun hal itu tidak menjadi jaminan Ahok akan menang dalam Pilkada DKI Jakarta.
Menurut dia, banyak kelebihan Risma yang tidak dimiliki oleh Ahok. Seperti komunikasi Risma menurut dia lebih baik daripada Ahok.
Selain itu sejumlah faktor persamaan (homogenitas) Risma dengan para pemilih Jakarta. "Risma ini orang Jawa, dan ini menjadi penting mengingat faktor homogenitas juga sangat berpengaruh dalam memilih. Apalagi di Jakarta, Jawa juga mayoritas," katanya.
Selain itu, Risma seorang muslim. Hal ini diyakini olehnya akan mendapatkan dukungan dari mayoritas Islam dibandingkan Ahok. "Homogenitas dari sudut etnis maupun religisuitas, variabel itu akan menjadi perhatian para pemilih," katanya. (Rimanews)