By: Nandang Burhanudin
(1) Adalah penting siapa anda. Tapi lebih penting lagi siapa yang mengenal anda. Seseorang tergantung kapasitas kawan yang mengenalinya. Anda pandai berenang. Tapi tak pernah dikenal manajer renang internasional. Maka renang anda, hanya hebat di pesisir pantai. Anda jago bahasa asing. Tapi hidup di lingkungan berbahasa daerah. Dipastikan, anda akan diam di tempat.
(2) Rasul mencontohkan langsung dalam proses muakhot atau ta'akkhi. Mempersaudarakan sahabat Muhajirin dengan Anshar. Hanya perlu 2 tahun. Terbentuklah jamaah muslimah dengan kekuatan ekonomi, politik, militer. 6 tahun kemudian, Yahudi terpinggirkan. 13 tahun kemudian, Mekkah ditaklukkan.
(3) Filosofis inilah yang menghentakkan Sultan Erdogan. Proses pembinaan tidak hanya melulu kurikulum monolog. Membentuk gurita ekonomi Turki, sangat berpengaruh pada kemampuan politik dan militer. Kuat di tiga hal (ekonomi-politik-militer). Menjadikan Turki disegani lawan dan dihormati kawan.
(4) Seorang Kanselir Jerman, Merkel. Tak kuasa memenuhi tuntutan Sultan Erdogan, untuk mengadili pembuat fitnah yang dilakukan WN Jerman. Hal yang sama dilakukan PM Prancis dan PM Italia. Kita pun tahu. Konflik Sultan Erdogan dengan Mr. Putin, dimenangkan Sultan Erdogan.
(5) Buah dari muakhot ini, menghasilkan jutawan dan milyuner baru Turki. Tercatat ada 6.500.000 (enam juta lima ratus ribu) pengusaha Turki yang berbisnis di 92 negara dunia. Merekalah yang kini membuat Turki digjaya. Tidak semuanya AKP. Tapi semua setuju dengan konsep The New Turkey 2023.
(6) Lalu siapa yang mengelola jutaan pengusaha tadi? Di sini cerdasnya Sultan Erdogan. Ia menunjuk 2500 orang saja sebagai mas'ul (PJ/koordinator) bagi 6.500.000 pengusaha. Semua tertata dengan kurikulum berbasis kompetensi Keilahian dan Kelihaian. Dibungkus dengan ukhuwah yang harmoni dan saling mengisi.
(7) Mengapa bisa? Sebab mereka menggarap 92 negara, di segala bidang. Bumi terlalu luas untuk sekedar dipertengkarkan. Biasanya conflict of interest, friksi, pecah kongsi, bubar jalan terjadi disebabkan level bisnisnya masih level akuarium. Jago kandang. Keluar sedikit, langsung meradang.
(8) Karena keberhasilan muakhot ini. Tidak ada cerita kader AKP yang aji mumpung, atau pengurus DPP yang main sikat. Like and dislike tidak berlaku. Sebab semua sibuk dengan agenda besar bukan agenda picisan yang berubah di tengah jalan.
(9) Sultan Erdogan adalah contoh leader di era modern. Sukses membentuk 20% pengusaha dari total pemilih AKP. Hil yang mustahal dilakukan partai sekaliber Parpol di AS sekalipun.
(10) Jadi mari hentikan wacana kebencian kepada saudara terbina atas nama apapun. Karena kita jamaah manusialah, dinamika itu niscaya. Toch kita bukan batu bata yang takdirnya terpaku dalam rona dan rana.