Kisah Kecil Ifthor Jama'i di Rumah Fahri (Ending): Pesan Taufik Ridho


Kisah Kecil Ifthor Jama'i di Rumah Fahri Hamzah
(Oleh: Bambang Prayitno)

Bagian 5 (Penutup): Pesan Taufik Ridho

Sejarah dan peristiwa adalah pelajaran berharga bagi manusia. Semua kitab agama sebagiannya berkisah tentang orang dan kaum besar dalam masa lampau. Peristiwa yang telah terjadi yang menjadi bukti keluhuran atau kerendahan akal budi serta tentang bagaimana orang-orang di masa lalu menyelesaikan permasalahannya, menjadi pelajaran penting bagi kita dan karena itu kisahnya menjadi bab prioritas dari daftar perhatian kita.

Ada semacam tuntutan masuk akal dari zaman ini agar sejarah masa lampau dan seluruh peristiwa yang terjadi terus menerus dibaca oleh kita. Ianya menjadi tanda dari sebuah firasat zaman atau bahan perenungan para intelektual untuk mengukur peristiwa apa yang akan terjadi di depan kita. Demikian juga dengan sejarah atau rekam jejak dan peristiwa yang terkait dengan gerakan Islam di dunia dari berbagai masa.

Kira-kira begitulah paragraf mukadimah pada bagian kelima ini.

Pada bagian terakhir ini, saya mengajak kita semua untuk mendengarkan nasihat Ustadz Taufik Ridho. Beliau diberikan posisi di sesi pamungkas untuk mematangkan gagasan transformasi generasi.

Ada beberapa nasihat dari Ustadz Taufik Ridho untuk kita.

(1) Yang pertama, dalam dialog ba'da tarawih di rumah Fahri itu, beliau mewasiatkan kepada KAMMI dan alumninya agar tetap istiqomah memperjuangkan kebenaran. Sebagaimana KAMMI bercita-cita. Berikanlah narasi kebangkitan yang jelas untuk bangsa ini. Jangan narasi bimbang.

(2) Yang kedua, beliau menceritakan bahwa dunia saat ini sedang dilanda kegalauan. Pasca Arab Spring, konstelasi dan perjalanan dakwah semakin tak menentu. Di satu sisi, ada sekelompok orang dalam dakwah yang lebih senang dengan eksklusifitas dan memperjuangkan kebenaran secara kaku. Pun ketika berkuasa. Lalu dakwah mendapatkan masalah-masalah berat sebagai buahnya. Di sisi yang lain ada kelompok anak muda progresif yang ingin dakwah melangkah melampaui seluruh permasalahan dalam tubuh dakwah itu sendiri dan ingin menjadi unsur perekat utama dari dunia. Semuanya bebas melakukan eksplorasi dan mengembangkan idenya.

Akibat situasi yang berkembang sekarang ini, di Mesir sendiri, dakwah terpecah menjadi 4 organisasi. Yordania terbelah menjadi 3 organisasi. Di Aljazair terpecah menjadi 3 organisasi. Dan semua yang terbelah itu tetap dianggap sebagai representasi dakwah. Karena memang gejala yang berkembang saat ini; semua orang yang peduli pada dakwah dan kebangkitan boleh menganggap dirinya sebagai representasi dari dakwah. Tidak boleh ada salah satu pihak yang mengklaim sebagai organisasi dakwah dan yang lainnya sebagai bukan dakwah.

(3) Ketiga, turut pada kata Ustadz Taufik Ridho; masalah Fahri ini bukan sekedar masalah biasa. Ini masalah prinsip yang tak lagi orisinil sebagaimana prinsip organisasi dakwah. Ada kekacauan dalam menerapkan berbagai aturan dan manhaj. Tapi mari kita pikirkan bersama semua itu. Ada berbagai masalah bangsa dan dunia di mata kita. Forum seperti ini harus terus digiatkan. Bukan hanya dalam rangka menyatukan KAMMI dan Alumni KAMMI. Tapi melangkahlah melampaui itu. Kita satukan seluruh elemen bangsa. Ini modal besar. Tulang punggung persatuan itu adalah kita semua.

(4) Pesan keempat Ustadz Taufik Ridho adalah tentang penguatan KAMMI dan alumni. Ustadz Taufik berharap KAMMI dan alumninya agar bersikap lebih dewasa. Sikap-sikapnya tidak lagi diintervensi oleh struktur tertentu. Sekarang ijtihad gerakan dakwah lebih opsional. Tidak bisa diklaim oleh kelompok dan organisasi tertentu. Semoga forum ini menjadi cikal bakal satu gerakan besar. Karena memang forum ini telah menghasilkan kegelisahan. Biarlah itu menjalar dan menyebar. Karena dalam sejarahnya, kegelisahan itulah yang menciptakan revolusi dan perubahan.

Sikap kritis di kalangan anak-anak muda harus terus kita kembangkan. Niat kita adalah cinta dan perbaikan. Jangan sampai muncul rasa benci apalagi dendam. Kita perkaya rasa keikhlasan kita dalam perjuangan ini. Karena keikhlasan ini adalah modal besar. Agar semuanya dimudahkan oleh Allah.

(5) Yang kelima, kalau mau membuat organisasi yang bisa menjadi payung pluralitas dan keragaman anak muda Indonesia sekaligus menjadi jembatan kebangkitan dan transformasi generasi, maka sebagaimana perusahaan yang baru, lakukanlah langkah-langkah modern dan profesional. Ukur sumberdayanya, lakukan survei dan perhitungan yang matang. Buat gagasan yang lebih menarik dan bisa diterima oleh akal sehat orang lain. Buatlah jejaring yang merepresentasikan pluralitas dan keragaman sebagaimana niat itu bermula.

Sekarang anak-anak muda memimpin perubahan di dunia. Termasuk di Tunisia dan Turki. Erdogan membuat semacam 'think tank' dari anak-anak muda umur 20-40 tahun yang ia beri tugas untuk merancang bagaimana dakwah bisa diterima di negara dan kawasan. Begitu juga dengan Tunisia. Bahkan antara Tunisia dan Turki sekarang ini, saling berbagi pengalaman bagaimana organisasi dikelola dan dikembangkan.

(6) Yang keenam, jangan galau apalagi melow. Jalan membelah ini sedang musim di belahan dunia. Mari kita berikhtiar mencari yang terbaik dari seluruh ijtihad dakwah. Saham yang kita miliki dalam dakwah ini jangan juga sampai kita lepas. Kita niatkan diri kita untuk tetap di jalan dakwah. Berkontribusi pada kebaikan. Kita adalah intelektual muda. Kita meyakini bahwa kita lebih jernih dalam membaca peta gerakan kedepan.

Diskusi akhirnya selesai. Fahri mempercayakan Ustadz Taufik Ridho memimpin do'a. Do'a tentang permohonan pada Allah agar dipererat ikatan hati diantara semua yang hadir. Ya Allah, lembutkanlah hati-hati kami. Ikatkan kami dalam ikatan cinta kepada-Mu. Istiqomahkan kami dalam jalan kebaikan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Jadikan kami penerus risalah cinta yang dibawa oleh Rasul-Mu. Aamiin.

Lalu kami bersalaman dan berfoto bersama. Setelah itu, sebagian masih berbincang dengan Ustadz Taufik Ridho untuk mendengarkan nasihatnya. Sebagian yang lain bercengkerama dengan candaan-candaan khas Andi Rahmat. Sebagian juga berbincang atau foto bersama Fahri. Dan sebagiannya berkumpul di ruang tengah dan perpustakaan. Malam telah begitu larut. Tapi perjalanan masih panjang. Ada tugas besar peradaban yang dibebankan di punggung anak-anak muda yang harus kita tunaikan.

Demikian kisah kecil ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi anak-anak muda di Indonesia. Wassalam.

(Selesai)

*Bagian sebelumnya: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4




Subscribe to receive free email updates: