AMBIGU! Jokowi NGAKUNYA Prihatin Netizen Saling Hujat, NYATANYA Memelihara Teroris Sosmed


[portalpiyungan.com] Joko Widodo (Jokowi) tak konsisten dengan pernyatannya, yakni di satu sisi merasa sedih melihat komentar di media sosial (medsos) namun di sisi lain Jokowi dalam beberapa kesempatan mengundang aktivis medsos di Istana.

Penegasan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi Selasa, 20 September 2016. Menurut Muslim Arbi, aktivis medsos “pembela” Jokowi termasuk kelompok “teroris medsos".

“Pegiat media sosial yang diajak ke Istana itu termasuk ‘teroris medsos’, kerjanya membully orang, membuat kloningan media sosial. Ini artinya Jokowi tak konsisten,” tegas Muslim Arbi.

Muslim mengungkapkan, Jokowi setidaknya sudah dua kali mengundang para pegiat media sosial ke Istana.

“Undangan Jokowi itu pasti terkait kepentingan Jokowi. Ini terutama untuk mengamankan program-program pencitraan melalui pegiat media sosial,” jelas Muslim.

Ironisnya, kata Muslim, masyarakat pun paham bahwa para pegiat media sosial yang pernah diundang ke Istana adalah pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga. Pegiat medsos ini mendukung Ahok dengan melancarkan “teror” kepada lawan politik di medsos.

“Lihat saja akun-akun pendukung Jokowi dan Ahok serta kloningannya, semuanya menyerang dengan kata-kata kasar,” ungkap Muslim.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menyesalkan mulai hilangnya identitas, karakter, dan nilai ke-Indonesian, seperti sopan santun, optimisme, kerja keras, saling menghormati serta nilai-nilai Islami.

“Kalau kita lihat di media sosial, Twitter, Instagram, komentar-komentar di media online, saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai Islami Indonesia?” kata Jokowi pada syukuran 90 tahun Pondok Modern Gontor di Ponorogo, Jawa Timur 19 September 2016.

Subscribe to receive free email updates: