Sebanyak 231 Kader Golkar Disebut Tak Dukung Ahok
JAKARTA - Kader muda Partai Golongan Karya (Golkar) Adam Irham menyebutkan, sebanyak 231 kader partai di pusat tidak mendukung pencalonan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. Jumlah itu dihimpun berdasarkan data di internal partai.
“Per kemarin itu jumlah yang tidak mendukung Pak Ahok 231 orang, termasuk saya, dan kami memilih mendukung pasangan lain,” ujar Adam kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/9).
Adam menjelaskan, ada tiga alasan ratusan kader partai beringin tidak mendukung Ahok. Pertama, Ahok dianggap bersikap mengabaikan partai politik. Kedua, Ahok adalah contoh orang yang tidak loyal terhadap partai, dibuktikan dengan sikap dan tindakan dia keluar masuk partai politik.
“Alasan terakhir, melihat sikap dan gaya bicara Pak Ahok yang menurut saya seharusnya tidak seperti itu sebagai pejabat publik,” ujar Adam.
Menurut Adam, sebanyak 231 kader Golkar tersebut saat ini memilih jalan masing-masing dengan mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Kami mengambil jalan yang tidak ditetapkan partai, mendukung calon selain Pak Ahok dengan tidak keluar dari keanggotaan partai,” tuturnya.
Fungsionaris sekaligus tokoh muda Golkar Ahmad Doli Kurnia sebelumnya menyoalkan konsistensi Ahok terhadap Partai Golkar yang sudah memberi dukungan dalam Pilkada Jakarta 2017. Bagi mantan Ketua DPP Partai Golkar itu, Ahok telah menyakiti Partai Golkar dengan sikap dan berbagai ucapannya.
Doli mengkhawatirkan dukungan Golkar terhadap Ahok dalam gelaran pilkada DKI Jakarta 2017. Pertama, di tengah berbagai kontroversi Ahok di masyarakat yang semakin meluas, sebenarnya Golkar sudah mendapatkan risiko ancaman terkena dampak negatif dari kontroversi yang terus berlanjut yang dibuat Ahok.
“Kedua, sejak awal pencalonannya, Ahok dan pendukungnya berkali-kali menunjukkan sikap ‘anti partai politik’, bahkan pernyataan dan sikap Ahok cenderung merendahkan dan mengerdilkan keberadaan parpol,” kata Doli hari ini.
Sikap Ahok yang dianggap tidak loyal kepada partai disebut terlihat lantaran dia keluar masuk partai politik. Termasuk pernah menjadi kader Golkar dan terpilih dalam pemilihan legislatif 2009-2014.
Saat itu, dia masuk parlemen lewat Golkar dan duduk di Komisi II DPR, sebelum akhirnya loncat ke Partai Gerindra. Tahun 2015, Ahok menyatakan mundur dari Gerindra setelah menjabat Gubernur menggantikan Joko Widodo.
Sumber: http://ift.tt/2cNh75G
***
"BOHONG..!
gue nggak percaya..
pasti lebih dari 231 kader."
Komen warga DKI Jakarta Lou Chin Lung, becanda hehe...