by Tara Palasara*
Makna strategis Pilgub DKI bagi Parpol dalam upaya pencapaian target perpolitikan nasional.
Banyak yang inbox ke saya, kenapa ‘sih Tara.. kok pada ribut2 bener soal Pilgub DKI ? khan Pilkada bukan hanya di DKI... kenapa yang dihebohin mesti DKI saja ?
Sebagai bahan diskusi kita semua, berikut adalah pendapat saya dan mohon kawan FB bisa melengkapinya.
UMUM:
1. DKI Jakarta adalah barometer perpolitikan tanah air. Bisa dibilang, apa yang terjadi di Jakarta sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perpolitikan nasional. Makanya, banyak orang yang concern dgn peristiwa politik di Jakarta.
2. DKI Jakarta adalah miniatur Indonesia diantaranya adalah dalam perihal keBhinneka Tunggal Ika-annya, dengan demikian walau tidak tepat 100 %, maka pilgub Jakarta bisa dijadikan referensi untuk Pilihan Presiden ( case : “menangnya” Pak Jokowi di Pilpres 2014 )
3. Jakarta itu istimewa dan untuk itu sampai dibuat undang-undang khusus tentang DKI Jakarta yaitu UU NO. 29 / 2007 TENTANG PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NKRI, Nah.. akhirnya menjadi wajar jika seluruh penduduk Indonesia interested dengan segala sesuatu yang terjadi di Jakarta, Ibukota Indonesia.
4. Pilgub DKI adalah ajang “pemanasan” untuk Pilpres 2019 dalam hal pengukuran kekuatan sumber daya partai, sehingga banyak yang menganalogikan bahwa Pilgub DKI sebetulnya adalah “Perang Tanding” 3 Orang Tokoh Nasional yaitu MEGA, SBY, PRABOWO. (berikut donatur-donatur di belakang mereka)
KHUSUS:
1. Ada korelasi erat antara Kepemimpinan Pemerintahan DKI Jakarta dengan Kepemerintahan Pusat karena Presiden terpilih saat ini (Pak Jokowi) adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang belum selesai dalam menjalankan masa jabatannya sehingga digantikan oleh wakilnya Pak Ahok.
2. Ada karateristik “UNIK” [baca: lain daripada yang lain] dari pribadi Pak Ahok (Gubernur penerus) sehingga menimbulkan resistensi dari (sebagian) warga DKI Jakarta bahkan meluas menjadi sentimen publik atas gaya kepemimpinan Pak Ahok. Publik Indonesia turut concern karena mau diakui atau tidak diakui tetap akan muncul isu-isu sekatarian seperti kesukuan dan agama YANG DISEBABKAN OLEH PERILAKU PAK AHOK SENDIRI !!!
SANGAT KHUSUS:
(Saya harus hati-hati menulis ini, biar tidak berujung fitnah.. jika ada yang tidak pas, mohon ingatkan saya ya, kawan ... biar status saya, saya koreksi)
Pilgub DKI Jakarta menjadi sedemikian sangat krusial DIANTARANYA KARENA adalah adanya peristiwa tindak pidana korupsi yang terjadi pada pemerintahan Pak Jokowi (Gubernur sebelum ini) yang "publik banyak menduga bahwa Pak Jokowi 'terlibat'". Untuk pembuktiannya, itu hanya bisa dilakukan di pengadilan. Contoh : Kasus Bis Trans Jakarta.
Nah, untuk itu.. (menurut pendapat Tara) Pak Jokowi JUGA SANGAT BERKEPENTINGAN SEKALI atas Pilihan Gubernur DKI Jakarta KARENA...
Karena akan sangat mungkin bahwa kasus tipikor itu akan “didorong” untuk dikembangkan lagi oleh Gubernur pengganti (tetep melalui penegak hukum pastinya, akan tetapi disuplai dengan “amunisi” data dan fakta).
Dengan demikian, (sekali lagi menurut Tara pribadi) sejatinya Pak Jokowi juga sangat menginginkan bahwa Gubernur terpilih adalah sosok yang bisa membantu mengamankan dirinya. SIAPA KIRA-KIRA BALON GUBERNUR YANG BISA MENGAMANKAN PAK JOKOWI ???? anda semua sudah tahu jawabannya :)
PENEGASAN : Stop, tunggu! pada kalimat saya di atas, saya tidak pernah menyatakan bahwa Pak Jokowi PASTI terlibat lho.. saya justru mengatakan bahwa “Untuk pembuktiannya, hanya bisa dilakukan di pengadilan”. Kebayang gak ??? apabila ternyata Gubernur pengganti bukan dari kelompok Pak Jokowi dan lantas benar2 “mendorong” agar kasus-kasus lama dibuka kembali.. BETAPA AKAN SANGAT MEREPOTKAN PAK JOKOWI BUKAN? soal benar salahnya kita tidak tahu, karena harus diputuskan oleh Pengadilan.
Untuk itu pula, saya adalah termasuk bagian kelompok YANG 1000% meyakini bahwa Prof. YIM tidak akan pernah bisa menjadi Balon Gubernur diantaranya adalah kepiawaiannya dalam soal hukum akan “membahayakan” pejabat-pejabat sebelumnya dalam hal ini adalah Koh Ahok dan Pak Jokowi.
Apalagi, watak “keras kepala” nya Prof YIM, menjadikan partai-partai “ngeri” untuk mengusung beliau karena dikhawatirkan beliau akan mandiri dan tidak tunduk ke partai ketika bisa memenangi Pilgub. Adapun tudingan bahwa Prof YIM gak punya dana dan tidak ada yang mau mendanai, itu menjadi pelengkap ketidakterusungan beliau pada Pilgub DKI.
PENUTUP:
Di atas adalah pendapat saya (yang sangat mungkin salah total), TETAPI SAYA SECARA TEGAS BERANI MENYATAKAN BAHWA ISTANA (PAK JOKOWI) “SANGAT BERKEPENTINGAN” ATAS PILGUB DKI JAKARTA! tks.
___
*Sumber: fb
Makna strategis Pilgub DKI bagi Parpol dalam upaya pencapaian target perpolitikan nasional.
Banyak yang inbox ke saya, kenapa ‘sih Tara.. kok pada ribut2 bener soal Pilgub DKI ? khan Pilkada bukan hanya di DKI... kenapa yang dihebohin mesti DKI saja ?
Sebagai bahan diskusi kita semua, berikut adalah pendapat saya dan mohon kawan FB bisa melengkapinya.
UMUM:
1. DKI Jakarta adalah barometer perpolitikan tanah air. Bisa dibilang, apa yang terjadi di Jakarta sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perpolitikan nasional. Makanya, banyak orang yang concern dgn peristiwa politik di Jakarta.
2. DKI Jakarta adalah miniatur Indonesia diantaranya adalah dalam perihal keBhinneka Tunggal Ika-annya, dengan demikian walau tidak tepat 100 %, maka pilgub Jakarta bisa dijadikan referensi untuk Pilihan Presiden ( case : “menangnya” Pak Jokowi di Pilpres 2014 )
3. Jakarta itu istimewa dan untuk itu sampai dibuat undang-undang khusus tentang DKI Jakarta yaitu UU NO. 29 / 2007 TENTANG PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NKRI, Nah.. akhirnya menjadi wajar jika seluruh penduduk Indonesia interested dengan segala sesuatu yang terjadi di Jakarta, Ibukota Indonesia.
4. Pilgub DKI adalah ajang “pemanasan” untuk Pilpres 2019 dalam hal pengukuran kekuatan sumber daya partai, sehingga banyak yang menganalogikan bahwa Pilgub DKI sebetulnya adalah “Perang Tanding” 3 Orang Tokoh Nasional yaitu MEGA, SBY, PRABOWO. (berikut donatur-donatur di belakang mereka)
KHUSUS:
1. Ada korelasi erat antara Kepemimpinan Pemerintahan DKI Jakarta dengan Kepemerintahan Pusat karena Presiden terpilih saat ini (Pak Jokowi) adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang belum selesai dalam menjalankan masa jabatannya sehingga digantikan oleh wakilnya Pak Ahok.
2. Ada karateristik “UNIK” [baca: lain daripada yang lain] dari pribadi Pak Ahok (Gubernur penerus) sehingga menimbulkan resistensi dari (sebagian) warga DKI Jakarta bahkan meluas menjadi sentimen publik atas gaya kepemimpinan Pak Ahok. Publik Indonesia turut concern karena mau diakui atau tidak diakui tetap akan muncul isu-isu sekatarian seperti kesukuan dan agama YANG DISEBABKAN OLEH PERILAKU PAK AHOK SENDIRI !!!
SANGAT KHUSUS:
(Saya harus hati-hati menulis ini, biar tidak berujung fitnah.. jika ada yang tidak pas, mohon ingatkan saya ya, kawan ... biar status saya, saya koreksi)
Pilgub DKI Jakarta menjadi sedemikian sangat krusial DIANTARANYA KARENA adalah adanya peristiwa tindak pidana korupsi yang terjadi pada pemerintahan Pak Jokowi (Gubernur sebelum ini) yang "publik banyak menduga bahwa Pak Jokowi 'terlibat'". Untuk pembuktiannya, itu hanya bisa dilakukan di pengadilan. Contoh : Kasus Bis Trans Jakarta.
Nah, untuk itu.. (menurut pendapat Tara) Pak Jokowi JUGA SANGAT BERKEPENTINGAN SEKALI atas Pilihan Gubernur DKI Jakarta KARENA...
Karena akan sangat mungkin bahwa kasus tipikor itu akan “didorong” untuk dikembangkan lagi oleh Gubernur pengganti (tetep melalui penegak hukum pastinya, akan tetapi disuplai dengan “amunisi” data dan fakta).
Dengan demikian, (sekali lagi menurut Tara pribadi) sejatinya Pak Jokowi juga sangat menginginkan bahwa Gubernur terpilih adalah sosok yang bisa membantu mengamankan dirinya. SIAPA KIRA-KIRA BALON GUBERNUR YANG BISA MENGAMANKAN PAK JOKOWI ???? anda semua sudah tahu jawabannya :)
PENEGASAN : Stop, tunggu! pada kalimat saya di atas, saya tidak pernah menyatakan bahwa Pak Jokowi PASTI terlibat lho.. saya justru mengatakan bahwa “Untuk pembuktiannya, hanya bisa dilakukan di pengadilan”. Kebayang gak ??? apabila ternyata Gubernur pengganti bukan dari kelompok Pak Jokowi dan lantas benar2 “mendorong” agar kasus-kasus lama dibuka kembali.. BETAPA AKAN SANGAT MEREPOTKAN PAK JOKOWI BUKAN? soal benar salahnya kita tidak tahu, karena harus diputuskan oleh Pengadilan.
Untuk itu pula, saya adalah termasuk bagian kelompok YANG 1000% meyakini bahwa Prof. YIM tidak akan pernah bisa menjadi Balon Gubernur diantaranya adalah kepiawaiannya dalam soal hukum akan “membahayakan” pejabat-pejabat sebelumnya dalam hal ini adalah Koh Ahok dan Pak Jokowi.
Apalagi, watak “keras kepala” nya Prof YIM, menjadikan partai-partai “ngeri” untuk mengusung beliau karena dikhawatirkan beliau akan mandiri dan tidak tunduk ke partai ketika bisa memenangi Pilgub. Adapun tudingan bahwa Prof YIM gak punya dana dan tidak ada yang mau mendanai, itu menjadi pelengkap ketidakterusungan beliau pada Pilgub DKI.
PENUTUP:
Di atas adalah pendapat saya (yang sangat mungkin salah total), TETAPI SAYA SECARA TEGAS BERANI MENYATAKAN BAHWA ISTANA (PAK JOKOWI) “SANGAT BERKEPENTINGAN” ATAS PILGUB DKI JAKARTA! tks.
___
*Sumber: fb