[portalpiyungan.com] Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Sekretariat Bersama (Sekber) Golkar Sumatera Barat tahun 1970-1973, Saafroedin Bahar angkat suara perihal keikutsertaan Golkar sebagai salah satu partai pendukung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, melalui akun facebooknya, Saafroedin Bahar
Saafroedin menyatakan simpati kepada kader Golkar yang menolak pencalonan Ahok sebagai calon Gubernur di pilkada DKI Jakarta 2017. Ia juga mengungkapkaan bahwa Ahok tak pantas untuk menjadi Gubernur DKI.
"Sebagai mantan Ketua Umum DPD Sekbergolkar/ Golkar Sumatera Barat 1970-1973, yang ikut berjuang habis-habisan memenangkan Golkar dalam Pemilu 1971, saya bersimpati dengan sikap kader Golkar yang menolak pencalonan Ahok sebagai calon gubernur DKI dalam Pilkada 2017. Orang ini sangat tidak pantas untuk menjadi Gubernur Ibukota Republik Indonesia yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," tulisnya, Rabu, 21 September 2016 malam.
Selain menulis status, Saafroedin juga melampirkan pernyataan sikap di kolom komentar.
Berikut kutipan lengkap dari pernyataan Saafroedin.
Pernyataan Sikap Kader Golkar Terkait Dukungan Terhadap Pencalonan Ahok....
Pernyataan Sikap
Kami, kader Partai Golkar menyatakan beberapa hal terkait sikap politik Partai Golkar yang mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Mencermati dinamika yang terjadi di masyarakat kami meminta kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I DKI Jakarta untuk mempertimbangkan kembali pencalonan Ahok menjadi Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta dengan memperhatikan 3 hal berikut.
1. Saudara Ahok bukanlah sosok politisi yang dikenal loyal, dia keluar masuk berbagai partai untuk tujuan-tujuan politik jangka pendek tanpa memperhatikan etika politik yang dianut partai politik, khususnya tradisi kaderisasi internal parpol;
2. Sentimen anti Ahok yang semakin berkembang luas di masyarakat DKI Jakarta bahkan berkembang hingga ke seluruh Indonesia khususnya umat Muslim Indonesia.Sentimen anti Ahok di khawatirkan akan menggerus suara pemilih Muslim di daerah basis Golkar dan menyulitkan upaya Golkar dalam memenangkan Pilkada serentak 2017.;
3. Tren elektabilitas Ahok yang terus menurun padahal Pilkada DKI Jakarta masih 5 bulan lagi. Sehingga kemungkinan Ahok kalah masih bisa terjadi. Apabila hal tersebut terjadi kami meminta DPP dan DPD DKI Jakarta segera menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar kekalahan Ahok tidak berimbas kepada Golkar.
Demikian pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian kader-kader Partai Golkar terhadap kiprah dan eksistensi partai di masa mendatang.
Kader Golkar :
Deddy Arianto (Oe Oe)
Donny Siregar.
Rezha Nata Suhandi.
Samsul Hidayat.
Robby Aulia Fadila.
Khalid Zabidi.
Ricky Rachmadi.
Indra J Pilliang.
Andi Sinulingga
Yayat biaro
Taufik Hidayat
Tak hanya itu saja, ia juga mengimbau Ketua Umum DPP Golkar, Setya Novanto agar tak melanjutkan kebijakan yang keliru karena dianggap dapat membahayakan posisi Golkar di mata rakyat.
"Saudara Setia Novanto, Ketua Umum DPP Golkar, jangan Saudara lanjutkan kebijakan keliru ini, yang membahayakan posisi partai Golkar dalam pandangan Rakyat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jakarta pada khususnya," tulisnya.