[portalpiyungan.com] Belakangan ini, nyaris semua media mengabarkan tudingan Ahok, pemangku jabatan Gubernur DKI yang merasa menjadi korban rasisme warga Jakarta.
Apakah Ahok paham makna rasisme? Apakah memilih pemimpin sesuai tuntunan agama adalah tindakan rasis?
Apakah keinginan memiliki Gubernur yang merupakan putera asli Betawi merupakan tindakan rasis?
Ahok keliru. Ahok memainkan peran sebagai korban tindak sentimen kesukuan dan keagamaan, padahal warga tidak menyukai Ahok bukan karen darah yang mengalir di tubuh Ahok dan bukan pula karena agama yang dipeluk Ahok.
Sadarkah Ahok bahwa memilih pemimpin sesuai keinginan hati nurani dan tuntunan agama dan musyawarah warga merupakan hak warga? Lalu apa hak Ahok mengatur hati nurani warga?
Pahamkah Ahok bahwa warga tidak pernah mengusik suku dan agama Ahok dan justru Ahok lah yang kerap menyerang dan sengaja melakukan diskriminasi kepada warga keturunan China dan pribumi, warga muslim dan non muslim?!
Sadarkah Ahok akan makna tudingan rasisme yang terus menerus ia tujukan ke pihak-pihak yang konsisten menolaknya?
Coba bandingkan dengan TINDAKAN RASISME yang dilakukan oleh maskapai China baru-baru ini.
Maskapai penerbangan Air China memperingatkan para penumpangnya agar 'berhati-hati' jika berkunjung ke kawasan tertentu di London.
Alasannya -seperti tertulis dalam majalah penerbangan maskapai itu, Wings of China- mayoritas penduduknya 'India, Pakistan, dan warga kulit hitam'.
Peringatan tersebut masuk dalam sebuah tulisan tentang kunjungan ke London, yang juga menyarankan turis tidak keluar sendiri pada malam hari.
Disebutkan pula agar perempuan selalu ditemani jika melakukan perjalanan.
Seorang anggota parlemen di London, Virendra Sharma, sudah menulis surat ke Duta Besar Cina di Inggris Raya untuk minta maaf.
"Saya kaget dan takut bahwa bahkan sampai hari ini beberapa orang menganggap bisa diterima jika menulis pernyataan yang secara terang-terangan tidak benar dan rasis," kata Sharma.
Tulisan di majalah Wings of China menyebut, "London secara umum adalah tempat yang aman untuk bepergian, namun perlu berhati-hati jika memasuki kawasan yang penduduknya umumnya India, Pakistan, dan kulit hitam."
Air China -yang terbang dua kali sehari dari Beijing ke Heathrow, London- belum memberikan komentar atas tulisan bersangkutan.
Jumlah warga Cina yang melakukan perjalanan ke Inggris tahun lalu meningkat sampai 46% dibanding tahun sebelumnya menjadi 270.000 orang, menurut badan pariwisata Inggris, VisitBritain.