Kapanpun pertolongan Allah akan tiba? Begitu banyak yang selalu menanti dan mengharap pertolongan Allah. Ada yang sabar, ada yang tidak sabar. Ada yang yakin bahwa Allah akan menolong, ada juga yang ragu-ragu. Ada yang menikmati saat-saat menanti pertolongan Allah, namun tidak sedikit yang sengsara.
Bagi orang-orang yang telah mengetahui ilmunya, yakin benar bahwa Allah adalah Dzat yang sama sekali tidak pernah bohong terhadap apa yang dijanjikan.
Allah adalah Dzat yang sekali-kali tidak pernah salah perhitungan sedikit pun atas segala takdir dan ketentuan-Nya. Pasti tidak akan meleset, pasti tidak akan mengecewakan! Hanya, perkara bentuk ataupun waktunya, masya Allah, itu sama sekali bukan urusan kita.
Bukankah untuk itu Allah Azza wa Jalla telah menebar janji dalam jaminan-Nya lewat al-Quran al-Karim? Simaklah firman-Nya yang sunguh-sunguh Maha Besar ini,
"Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) ." (Q.S. al-Mu;min [40]:51)
"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman ." (Q.S. Ar-Ruum [30]:47)
Ada sebuah keluarga yang selalu dirundung ujian oleh Allah. Kedua suami istri itu ditakdirkan menderita suatu penyakit. Sang suami diuji dengan sakit tangan berkepanjangan; sekali jatuh sakit dia harus berbaring selama dua atau hingga tiga tahun. Istrinya pun ternyata harus mendapat ujian sakit pula. Hal ini kerap kali menimpa keduanya semenjak awal berumah tangga. Akan tetapi, Alhamdulillah keluarga ini benar-benar beriman.
Sampai suatu saat sang istri ditakdirkan oleh Allah mengandung, namun sayang kehamilannya ini merupakan satu ujian tersendiri. Ia "hamil anggur". Dokter menyarankan agar kandungannya segera dibersihkan. Kalau tidak akan menambah masalah baru bagi kesehatannya. Berapa biayanya? Subhanallah, untuk membersihkannya saja dibutuhkan biaya tak kurang dari Rp500 ribu. Jelas, keluarga yang hidup pas-pasan ini tidak mampu menanggung biaya sebesar itu.
Keduanya pun hanya bisa berdoa kepada Allah mengadukan semua ini.
"Ya, Allah. Sungguh Engkau Maha Tahu keadaan kami. Engkau Maha Tahu bahwa kami miskin harta. Kini Engkau uji kami dengan kejadian seperti ini. Hanya Engkau-lah yang mampu menolong dan melapangkan kesempitan hamba-hamba-Mu," rintihnya.
Begitulah, karena ketidakmampuannya menyediakan biaya pengobatan, sang istri hanya bisa berbaring lesu di tempat tidur. Hingga akhirnya turunlah pertolongan Allah yang Maha Rahman, yang jalannya berupa sakit thypus.
Panas sekujur tubuhnya, panas kepalanya, panas perutnya. Akibatnya, terjadilah keguguran. Dan dokter yang memeriksanya kemudian, meyatakan kandungannya kini bersih, sehinga tidak perlu lagi diadakan pembersihan kandungan sebagaimana yang telah disarankan tempo hari. Allahu Akbar!.
Sahabat, pertolongan Allah memang tidak mesti sebentuk dengan apa yang kita duga dan harapkan. Kita jangan terpedaya oleh syetan yang menganggap Allah tidak menolong kita. Padahal pertolongan Allah ternyata sudah datang, hanya karena beda bentuk saja.
Allah pasti sangat memperhatikan keadaan kita jauh lebih besar dari pada perhatian kita terhadap diri sendiri. Betapa tidak! Karena, Dia-lah yang merancang tubuh kita dengan detail, sedangkan kita tidak tahu apa-apa tentang diri ini. Lantas apa lagi yang perlu kita ragukan dalam hidup ini tentang jaminan dan jamuan dari Allah Azza wa Jalla?.
Hanya orang-orang malang yang ragu-ragu terhadap janji Allah. Padahal keraguan tidak akan mendatangkan apapun, selain mendatangkan kesengsaraan.
Yakin ataupun tidak yakin tetap saja ketentuan Allah akan menimpa kita. Hanya dengan keyakinan yang mantaplah, ketentuan Allah akan berubah menjadi ladang nikmat apapun yang terjadi.
Akan tetapi, kalau kita hadapi kejadian dalam hidup ini dengan buruk sangka terhadap pertolongan Allah, maka sudah kita sengsara menghadapinya, bahkan terhalang juga pertolongan Allah itu karena keburuksangkaan kita terhadap-Nya.
Oleh sebab itu, jangan sekali-kali mimpi hidup enak tanpa ujian dari Allah karena bagaimanapun ujian itu sendiri merupakan konsekuensi logis dari keberimanan kita. Sejauh kita yakin bahwa ujian merupakan suatu jalan bagi diangkatnya derajat keimanan kita. Insya Allah semua ini akan menjadi lading nikmat. Toh, tidak bisa diragukan lagi bahwa diujung segala ujian, karunia pertolongan-Nya siap menyongsong.
Hasbunallah wa nimal wakiil, nimal maulaa wa niman nashiir.
KH. Abdullah Gymnastiar - Aa Gym