Oleh: @jonru
(1). Tersiar kabar bahwa beliau sudah menjual apartemennya. Lalu info ini pun dijadikan sebagai bahan bully.
Saya tidak tahu apakah info ini benar atau tidak. Namun jika misalnya benar, so what gitu lho? Apakah ada yang salah dengan menjual harta milik sendiri? Yang salah tuh kalau menjual BUMN, tapi kok tidak ente bully?
(2). Pak Ilyas Karim dibully karena katanya dia pembohong, mengaku sebagai pengibar bendera.
Baiklah, soal apakah beliau pengibar bendera atau bukan, itu masih pro kontra. Entah siapa yang benar (yang jelas, beliau sudah klafikasi langsung PADA SAYA, silahkan simak di:
http://ift.tt/2cxrnl5
http://ift.tt/2bXw0ji )
Terlepas dari pro kontra tersebut, yang pasti beliau seorang pejuang kemerdekaan RI. Betapa teganya Anda membully dan menghina seorang pejuang! Padahal dia sangat berjasa bagi Indonesia, termasuk Anda yang membully-nya.
(3). Para haters juga membully kita-kita yang menggalang dana untuk H Ilyas Karim. "Pembohong kok disumbang!" kata mereka.
Padahal para pembully ini lupa, mereka dulu yang menyumbang untuk Bu Saeni, pemilik warteg yang melanggar aturan Pemda, dan ternyata orang kaya.
"Pelanggar aturan dan orang kaya kok disumbang!" Sudahkah Anda membully diri sendiri?
(4). Para haters berkata, "Udah tahu Ilyas Karim pembohong, kenapa kok masih dibela?"
Lha, ente sendiri sudah tahu junjungan ente penipu, ingkar janji, merusak Indonesia, kok masih dibela?
Skakmat Deh!
NB:
(1) KLARIFIKASI LENGKAP Pak Ilyas Karim bisa dibaca di update halaman penggalangan dana, klik http://ift.tt/2bGmPbU
Bisa juga dibaca di:
http://ift.tt/2cxrnl5
http://ift.tt/2bXw0ji
(2) Keterangan Foto: Saya dan mas Zaidan dari Sedekah Sahabat saat bertemu Pak Ilyas Karim di Rawajati, tanggal 2 September 2016 kemarin.