Lalu, apa yang dimaksud dengan Ebola itu? Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal kata adalah dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 90% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Sejauh ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia. Kesempatan untuk hidup jika terinfeksi penyakit ini masih 0% alias tidak mungkin, dan sampai sekarang masih dicari vaksinnya. Penderita biasanya bisa langsung meninggal dalam siklus 6 hari sampai 20 hari, alias sangat cepat. Sekarang bisa dikatakan bahwa Ebola adalah penyakit yang paling dihindari untuk terjangkit diseluruh dunia.
Saat ini wabah Ebola ini sudah melanda di Afrika Barat, WHO (Badan Kesehatan Dunia) bahkan menyatakan bahwa wabah Ebola ini merupakan sebuah kondisi darurat kesehatan internasional dan menyerukan bantuan global untuk membantu negara-negara yang terkena dampak.
Menyusul pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai situasi darurat kesehatan internasional terkait ebola, Pemerintah Indonesia menyatakan siaga terhadap wabah penyakit mengerikan ini. Setidaknya, hampir 1.000 orang di dunia meninggal akibat wabah yang muncul di wilayah Afrika Barat itu.
Ebola pertama kali dilaporkan tahun 1976 di dua tempat, yakni Nazra (Sudan) dan Yambuku di Republik Demokratik Kongo. Yambuku terletak dekat dengan Sungai Ebola sehingga penyakit itu dinamai ebola.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyatakan, status darurat ebola bukan hal baru. Sebelumnya, Komite Darurat WHO yang menentukan apakah penyakit sudah berstatus darurat atau belum, pernah dibentuk untuk penyakit flu babi (H1N1), polio liar, dan sindrom gangguan pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Secara klinis, mereka yang terinfeksi ebola mengalami gejala demam, lemas, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorok, muntah, diare, yang memicu kerusakan ginjal dan hati, serta perdarahan. Ebola tak menular lewat percikan di udara, tetapi lewat kontak langsung dengan darah, feses, dan lain-lain dari pasien.