Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menerima Dubes Perancis untuk Israel, Patrick Mazonav, pada Jumat 9/01/2015 dalam rangka menyampaikan belasungkawa atas tragedi penembakan yang terjadi di kantor majalah Charlie Hebdo. Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu mengajak Perancis dan semua negara yang menginginkan perdamaian untuk bersatu melawan gerakan islam radikal.
Netanyahu menegaskan, Israel dan Perancis termasuk negara sahabat lainnya, saat ini sedang menghadapi ancaman dari gerakan islam radikal.
Menurut Netanyahu, para teroris tersebut telah menghalalkan darah para jurnalis di Paris, membunuh relawan di Suriah, melakukan penculikan terhadap siswa di Nigeria, meledakkan gereja di Iraq, membunuh wisatawan di Bali, menembakkan roket ke wilayah Israel dari Gaza dan berusaha mengembangkan senjata kimia di Iran. Netanyahu menambahkan, kelompok radikal tersebut bisa jadi dengan nama yang berbeda, seperti ISIS, Al-qaidah bahkan Hamas dan Hizbullah, tetapi mereka semua bergerak atas nama rasisme yang bersumber dari agama yang mereka anut dan menghalalkan darah musuh.
Netanyahu menyebut ini adalah momen yang tepat bersatunya semua negara di dunia untuk memerangi kelompok islam radikal.
Kebebasan harus segera kita selamatkan, untuk menyelamatkannya kita harus bersatu.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Patrick menambahkan, Israel dan warga yahudi merupakan bangsa dan masyarakat yang paling sering menjadi sasaran para teroris, melebihi bangsa lainnya di seluruh dunia, sambil mengatakan bahwa Perancis dan Israel selalu bersatu menolak aksi teroris, rasis dan jihad.
Dalam pertemuan tersebut Netanyahu dan Patrick juga membahas peran penting setiap negara untuk menjamin keamanan dan keadilan ditengah masyarakatnya, agar tidak muncul benih-benih kekerasan. (Hasmi/klmty.net)
Baca juga: Jurnalis Investigasi Independen: Charlie Hebdo Hanya Sandiwara alias Psy Ops