Oleh: Joko Intarto*
January 25 at 9:19pm ·
FORD bukan sebuah perusahaan otomotif sekelas Esemka. Produksinya di seluruh dunia mencapai jutaan unit per tahun. Tidak seperti Esemka yang hanya diproduksi buat kampanye.
Penjualan Ford dilakukan di hampir seluruh negara di dunia. Tidak sekelas Esemka yang di Solo pun tidak dikenal di mana dealwr dan showroom-nya.
Di Indonesia, Ford sudah berbisnis otomotif sejak zaman Orde Lama. Bisnis Ford semakin berkibar 10 tahun belakangan ini setelah Ford membangun pusat produksi dan distribusi di Thailand untuk pasar ASEAN.
Ranger, Escape, Focus dan Fiesta adalah beberapa varian produk Ford yang sukses di Indonesia bersaing dengan mobil Jepang dan Korea Selatan.
Kebetulan saya kenal baik dengan Bagus Susanto, pompinan Ford Indonesia. Dia generasi muda yang senantiasa optimis. Khas gaya Arek Suroboyo. Bagus kebetulan lahir di Kota Pahlawan itu.
Pada 2004 saya bertemu Pak Bagus. Saat itu dia membantu saya dengan mengirimkan mobil-mobil Ranger dan Escape untuk mengevakuasi korban banjir di Jakarta.
Setelah itu, Bagus berkarir di luar negeri. Dia ditempatkan di Ford Thailand.
Tiga tahun lalu, Bagus kembali ke Jakarta menjadi pimpinan Ford Indonesia. Ketika berkunjung ke kantor saya waktu itu, Bagus tidak berubah gaya.
Energik. Optimistik.
Bagus saat itu yakin Indonesia akan menjadi pasar besar yang menjanjikan bagi Ford. Karena itu, Bagus pun memaparkan mimpi-mimpinya yang tentu juga mimpi Ford Corporation.
Karena itu, saya benar-benar terkejut ketika mendapat screenshoot surat pemberitahuan rencana penutupan kantor operqsi Ford di Indonesia. Surat itu ditandatangani Bagus. Arek Suraboyo yang penuh semangat itu.
Tentu Ford bukan sekelas Esemka. Ford perusahaan multinasional yang memiliki tim riset untuk memotret tren perekonomian jangka panjang di berbagai negara yang dimasukinya.
Kalau kemudian Ford memutuskan hengkang dari Indonesia, berarti omongan para petinggi tentang betapa prospektifnya Indonesia hanya isapan jempol. Hanya PHP.***
Sumber: fb