Komunitas Muslim di Jepang membuat sebuah cuplikan anime menyentuh untuk menghimpun dana demi pembangunan sebuah masjid di Shizuoka. Rencananya, masjid tersebut tidak hanya akan digunakan sebagai tempat beribadah. Namun juga sebagai tempat menjalin komunikasi antara para Muslim dan penduduk lokal.
Pentingnya keberadaan masjid bagi komunitas Muslim di Shizuoka mendorong Yassine Essaadi dan kawan-kawan untuk berencana membangun sebuah masjid di sana. Tak hanya sekadar membangun masjid, Essaadi dan yang lainnya berencana membangun masjid tersebut di sebuah lokasi yang memungkinkan masjid memiliki latar belakang Gunung Fuji, salah satu simbol negara Jepang.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Essaadi memperkirakan pihaknya membutuhkan dana sekitar 300 juta Yen. Saat ini dana yang telah terkumpul oleh Komunitas Muslim Shizuoka baru sebesar 20 juta Yen atau setara dengan Rp 2,3 miliar. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut, Essaadi kemudian terdorong untuk melakukan aksi penghimpunan dana pembangunan masjid melalui cara yang tak biasa, yakni cuplikan anime.
Dalam video bertajuk GAZA Changing The World, digambarkan bahwa persatuan Muslim merupakan hal esensial bagi kekuatan Islam. Oleh karena itu, Essaadi berharap video tersebut dapat tersebar dengan baik dan mendorong para Muslim untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan masjid di Shizuoka. Tak hanya sekedar berkontribusi dalam pembangunan, Essaadi juga berharap video tersebut dapat memperkuat solidaritas antarsesama Muslim di seluruh dunia.
"Sebuah masjid dengan simbol negara Jepang, Gunung Fuji, sebagai latar belakang akan menarik banyak turis Muslim ke Shizuoka. Dengan begitu, masjid tersebut juga akan berkontribusi dalam perekonomian lokal," terang Essaadi.
Semenjak diunggah di YouTube pada 27 Juni 2015 melalui akun yassinee Essaadi, video berdurasi 2:25 menit tersebut dengan cepat meningkatkan jumlah donasi untuk pembangunan masjid. Video GAZA Changing The World itu sendiri berhasil mendulang jumlah penonton setidaknya 1,2 juta melalui berbagai media sosial internasional untuk Muslim.
Meski mendapat respons positif atas kampanye dan penggalangan dananya, Essaadi memiliki sedikit kekhawatiran jika rencana pembangunan masjid tersebut akan mendapat penolakan warga sekitar. Pasalnya, beberapa aksi terorisme yang terjadi tak jarang membuat kesalahpahaman bahwa Muslim merupakan penganut Islam yang berlaku kejam.
"Padahal, pada dasarnya para Muslim tidak memiliki hubungan dengan aksi teror. Karena itu, penting untuk memperdalam pemahaman melalui pembangunan masjid yang akan menjadi tempat untuk bertukar informasi ini," jelas Direktur Center for Contemporary Islamic Studies in Japan.
Sumber: ROL (23/1/2016)