Fakta tak terbantahkan, bahwa PKS satu-satunya parpol berbasis massa Islam yang memiliki platform perjuangan terukur dan realistis. Bahkan kader-kader PKS sangat aktif membina masyarakat akar rumput.
Ya. PKS menjadi implementator semua kebaikan ormas-ormas dan orpol yang ada di Indonesia.
1. Mirip dengan Jamaah Tabligh mengajak umat rajin ke masjid lalu khuruj dalam mabit.
2. Mirip dengan NU yang rajin mengajak umat konsisten berdzikir, bertahlil, bertahmid kepada Allah dan bershalawat kepada Rasulullah saw.
3. Membersamai Muhammadiyah dalam membangun sekolah, lembaga sosial, hingga lembaga relawan.
4. Menjadi terdepan dalam hal kepedulian tentang masalah Palestina dan dunia Islam.
5. Mirip dengan Persatuan Islam, PUI, Hidayatullah dalam hal menentang Syi'ahisasi dan Liberalisasi.
Hal yang membedakan, PKS dan kader-kadernya kini menjadi satu-satunya orpol berbasis massa Islam yang paling aktif melawan diktatorisme sipil dan PKI-sasi pemerintahan.
Wajar, nasib PKS tidak seberuntung parpol atau ormas lain:
1. PKS menjadi satu-satunya partai yang Ketua Umum partainya langsung digerebek, divonis cepat kilat bahkan berat, 18 tahun untuk sebuah tuduhan korupsi 1 Milyar yang belum terbukti kerugian negara. Bandingkan dengan Megawati, SBY, Abu Rizal Bakri, Faisal tanjung, Yusuf Kalla, SDA, Surya Paloh, Wiranto, dlsb atau dengan Jokowi dengan kasus korupsi tranjakarta, monorail, dll.
2. PKS satu-satunya partai yang diberi stempel khusus. Partai Korupsi Sapi. Sedangkan partai lain, Demokrat-PDIP-Golkar-Gerindra-PPP-PBB-Nasdem, dll tidak diidentikkan sebagai korup. Entahlah, apa karena korupsi partai-partai di atas mengkorup semua binatang, tumbuhan, sumber daya alam, dan anggaran?
3. PKS menjadi satu-satunya partai yang dituduh Islamis dengan agendan penerapan syariat Islam oleh Liberal-Sekuler. Dituduh anti-syariat oleh HTI. Dianggap Wahabi oleh oknum NU. Diposisikan melanggar Sunnah oleh oknum Persis-Salafy.
Kasihan PKS. Parpol yang tidak behak diberlakukan Husnuzhan dan harus disuuzhoni terus. Karena husnuzhan kini hanya milik Jokowi-PDIP. Namun di atas semua itu, introspeksi dan muhasabah adalah jalan terbaik.
(Nandang Burhanudin)