[portalpiyungan.com] Pasca banjir cukup parah di kawasan Jakarta beberapa waktu lalu, Ahok tampaknya berhasil menenangkan warga dengan mengatakan bahwa Jakarta tak akan banjir meski diguyur hujan lebat selama 2 jam sekalipun.
Namun, pernyataan Ahok itu tak terbukti ketika Jakarta kembali banjir. Hampir sebagian besar wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur mengalami banjir parah.
Faktanya, kini Jakarta lebih mudah banjir dibanding yang sebelumnya walau intensitas curah hujan yang turun hitungannya sedang.
Kondisi ini jelas menimbulkan pertanyaan, bagaimana kinerja Ahok selama ini?
Kini, Ahok menolak untuk cuti selama kampanye Pilgub 2017 dengan alasan untuk mengawasi anggaran dan kinerja di pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Sikap Ahok ini tentu dianggap ksatria oleh beberapa kalangan dan berhasil membangun pencitraan 'Gubernur Gila Kerja'.
Padahal justru 'Gubernur Pengembang' dan 'Gubernur Tukang Gusur' lah yang menjadi julukan tersendiri dari warga DKI Jakarta untuk Ahok.
Pada persoalan banjir ini saja, Ahok tidak hadir di saat warga membutuhkannya dan malah lebih banyak 'ngeles' serta mencari kambing hitam untuk menutupi ketidakmampuannya mengelola DKI Jakarta.
"Ngomong kerja. Iya bener. Kerja ngasih ijin pembangunan apartemen mewah. Kerja nggusur. Mana Ahok waktu warga kebanjiran?" tanya Novi, salah satu warga Kemang yang rumahnya turut terendam banjir.
Bukan kali ini saja. Sudah banyak contoh 'ketidakberadaan' Ahok pada saat warga Jakarta membutuhkan dirinya dan kemudian malah 'ngeles' dan menyalahkan pihak lain. Tentu ini sudah menjadi sebuah bukti bahwa pencitraan Ahok sebagai 'Gubernur Gila Kerja' adalah retorika belaka.
Lantas Ahok masih menolak untuk cuti kampanye demi urus kinerja Jakarta. Kinerja yang mana, Pak?