[portalpiyungan.com] Ahok memang luar biasa. Setelah menggerakkan anak-anak muda yang tergabung dalam "Teman Ahok", Ahok pun menggunakan mereka untuk mencitrakan diri mampu menjadi gubernur melalui jalur independen melalui kegiatan pengumpulan 1 juta KTP
Saat mengetahui bahwa Yusril Ihza Mahendra mungkin menjadi penantangnya, Ahok pun meninggalkan "Teman Ahok dan berlindung di bawah naungan partai-partai pengusungnya.
Dalam berbagai kesempatan, Ahok menyatakan ia takkan meninggalkan "Teman Ahok" dan memilih untuk tak jadi gubernur bila harus meninggalkan "Teman Ahok".
Kini, ucapan Ahok tersebut menjadi bumerang. Pasalnya, menurut informasi yang beredar di kalangan wartawan, tak satupun anggota "Teman Ahok" masuk ke dalam tim sukses pemenangan Ahok yang disusun PDI P dan partai koalisi lainnya.
Bila benar demikian, apakah ini sebuah tanda bahwa Ahok tak akan menjadi gubenur lagi, mengingat janji yang diucapkan bahwa Ahok lebih memilih tidak menjadi gubernur daripada harus meninggalkan "Teman Ahok"?
Meski PDI P mengklaim bahwa "Teman Ahok" terakomodasi dalam tim sukses yang disusun PDI P dan partai koalisi lain, nyatanya dua nama relawan yang muncul bukanlah berasal dari "Teman Ahok", melainkan dari Muda Mudi Ahok.
Kedua nama dari "Muda Mudi Ahok", yakni Honey Annisa yang menjadi anggota bidang data dan informasi, serta Ivanhoe Semen yang menjadi anggota bidang saksi.
Sebelumnya, saat PDI P belum resmi menjadi partai pengusung Ahok, juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menjadi sekretaris dalam tim pemenangan Ahok.
Namun kini setelah resmi diusung PDI P, kader Partai Golkar TB Ace Hasan Syadzily, menjadi Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot dan Prasetio Edi Marsudi dari PDI P menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot.