Festivalisasi OTT Redupkan Penutupan Dua Mega Skandal Korupsi

courtesy of Elshinta       
[portalpiyungan.com] Belum hilang keterkejutan publik akan dihentikannya pengusutan kasus mega skandal korupsi BLBI dan Century, kini KPK membuat kejutan 'baru'.

Kejutan baru tersebut adalah 'OTT' terhadap Irman Gusman Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Irman Gusman, bagi KPK, bukanlah buruan baru. Bersama dengan kasus yang menyeret Gubernur Sumbar, Iwan Prayitno, yang sayangnya hingga saat ini akan terlalu nampak sebagai sinetron bila dipaksakan penangkapannya, Irman justru sudah lama diincar KPK.

Rumor yang berkembang, KPK memiliki catatan tentang Irman Gusman yang 'disimpan' untuk waktu yang tepat agar bisa dijadikan bagian festivalisasi  Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.

OTT KPK terhadap Irman patut diduga adalah bentuk upaya KPK mengembalikan kredibilitas dan kepercayaan publik pasca berbagai kasus kontroversial yang membuat citra KPK hancur di mata masyarakat.

Sebut saja kasus yang melibatkan Ahok dapat menguap dengan begitu ringannya. Atau yang jelas kasat mata adalah ditutupnya dua mega skandal korupsi BLBI dan Century yang tentunya menyelamatkan nama-nama 'besar' atau bahkan rezim yang kini tengah berkuasa.

Ditutupnya buku kasus BLBI dan Century adalah bukti kompromi politik tingkat tinggi dan KPK mempertaruhkan nama baik demi hal tersebut.

KPK perlu membangun kembali kekuatan sebagai lembaga superbody dan memperbaiki citranya. Satu-satunya cara adalah dengan melakukan festivalisasi OTT.
Ada sebuah harapan, bila rakyat terpukau dengan 'drama' OTT maka penutupan kasus BLBI dan Century pun akan redup dengan sendirinya.

Meskipun banyak pihak bersepakat bahwa penangkapan Irman Gusman mengandung kejanggalan, tetapi biarkanlah kejanggalan tersebut menjadi rahasia para petinggi KPK yang kelak akan dipertanggujawabkan di hadapan Pengadilan Maha Tinggi.




Subscribe to receive free email updates: