Jokowi meminta negara-negara anggota G-20 mencontohi Indonesia dalam memberantas korupsi.
Siapa gerangan yang mengkonsepkan pesan ini untuk disampaikan Jokowi di depan negara-negara yang tidak begitu giat memberantas korupsi karena korupsi di negara masing-masing memang minim?
Mengapa Jokowi begitu percaya diri memanggul pesan seperti itu sementara alat berantas korupsi di negaranya sendiri hanya bersifat ad hoc alias sementara?
Pula, kehadiran alat itu, yang bernama KPK, dilandasi pada "tidak efektif"nya institusi-institusi penegakan hukum yang bersifat tetap (kejaksaan, kepolisian, bahkan lembaga peradilan). Karena begitu tidak efektifnya institusi yang bersifat tetap itu, maka kepada lembaga sementara yang bernama KPK diberikan segala kewenangan yang bersifat komplit: bisa memantau (memata-matai), menyadap, menyelidik, menyidik, sampai menuntut. Bahkan, arena pengadilannya pun disediakan tersendiri, yaitu pengadilan Tipikor.
Apa yang mau dibanggakan dari situasi ini? Belum lagi, catatan "sejarah" bagaimana dua Ketua KPK "dilumpuhkan" saat sedang bertugas. Yang terakhir malah terjadi pada era Jokowi sendiri, dengan isu yang ah...... sudahlah...
Yang bikin ini barang tambah lucu adalah locus di mana Jokowi menyampaikan pesan. Pertemuan G-20 itu berlangsung di China. Negara yang di dalam gudang pengadilannya telah disediakan peti mati, khusus untuk para tervonis-bersalah korupsi.
Sementara, di negaranya Jokowi sendiri, baru-baru ini terbetik kabar bahwa para terpidana korupsi mendapat fasilitas baru, yaitu remisi (pemotongan masa hukuman) yang lebih mudah prosesnya.
Belum lagi tebang pilih kasus, dimana ada pejabat yang bolak balik dipanggil KPK, bolak balik di pengadilan Tipikor, hasil audit BPK tak terbantah 191 Milyar kerugian negara, bejibun kasusnya, dari Pengadaan Sumber Waras, Suap Reklamasi, Pembelian Tanah Cengkareng, tapi sampai sekarang tak tersentuh hukum.
Lalu, negara-negara maju G-20 diminta mencontoh Indonesia dalam pemberantasan korupsi?
Apakah Jokowi paham apa yang dia sampaikan sendiri?