Bahtera Ini Harus Tetap Pada Jalan dan Tujuannya
Senyatanya memang begitu
Kita pernah bersama sepakat
Pada kehidupan sebelum ini
Melalui belukar, pada jalan yang belum tampak ujungnya
Melawan gigil kala dingin memaksa
Menjemur panas di hamparan tanah juang
Hati yang badai
Gemuruh dada
Degup jantung
Semua bersepadu pada asa yang sama
Bahwa kita punya cita untuk sebuah peradaban baru
Sejatinya nakhoda hanyalah masalah barisan
Kalian di depan, kami di belakang
Kalian bereriak, kami mengikuti
Aba-aba kalian harusnya tetap sepakat
Seperti awal dulu kita berangkat
Bukan membelokkan bahtera ke lain tujuan
Hanya karena badai di hadapan
Hanya karena gelombang menggunung
Tidak!
Tidak bisa begitu
Bahtera ini harus tetap pada jalan dan tujuannya
Tak kira kami dipaksa senyap
Menjelma menjadi entah
Sudah kami bilang; kami bukan bebek
Salju silakan membeku
Namun kami tak akan membisu
Malang, Jum'at 1 Rajab 1437 H
(Ustadz Abrar Rifai)