KISAH HEROIK ANTARA JUNDIAH DAN QIYADAH


KISAH HEROIK ANTARA JUNDIAH DAN QIYADAH

1. Perbedaan metode perjuangan politik antara Necmettin Erbakan "Qiyadh" dan Erdogan "Jundiah" sangat kentara. Perbedaan ini terwujud dengan didirikannya Partai Keadilan dan pembangunan "AKP" oleh Erbdogan dan saudara perjuangannya. Sehingga Erbakan menjuluki Erdogan sebagai kader Tarbiyah yang gagal. Akan tetapi Sang jundiah tidak pernah menanggapinya ataupun memberikan kesan negatif kepada Sang Qiyadah. Karena beliau sangat menghormati dan menyayangi beliau seperti ayahnya sendiri. Bahkan ketika Erbakan Wafat, ringan tangan dan dengan rendah hati Erdogan menggotong keranda Sang Qiyadah. Seiring waktu Erdogan membuktikan pola kerja dakwahnya berhasil dengan mengibarkan kejayaan Islam di Bumi Utsmani. Alhamdulillah setahap demi setahap, semua kader Tarbiyah di turki mulai bersatu dibawah kepemimpinan Sang Jundiah..

2. Momen 1998 ketika perjuangan jama'ah tarbiyah di Indonesia sudah sampai pada puncaknya. Para Jundiah Tarbiyah mendesak kepada Para Qiyadah mereka untuk segera mendeklarasikan partai poiltik, karena sudah waktunya kader tarbiyah terlibat langsung dalam siyasah negara. Alhamdulillah dalam waktu singkat dengan segala keterbatasan berdirilah Partai Keadilan. Walaupun dalam Grand Design Perjuangan Tarbiyah di Indenesia. Kita baru siap terlibat dalam Politik praktis tahun 2010.

3. Saat pergulatan Arab spring menyebar ke seantero Mesir. Maka terjadilah Revolusi Mesir dengan tumbangnya Rezim Hosni Mubarak. Dsaat itu muncul wacana di kalangan Pemuda Ikhwan untuk mendirikan Partai Politik. Dengan tegas Para Qiyadah Ikhwan menolak usulan tersebut dengan alasan waktu dan kesiapan yang belum tepat. Walaupun pada akhirnya dengan berbagai pertimbangan matang. Maka berdirilah Partai Keadilan dan kebebasan sebagai simbol era Ikhwanul Muslimin di mesir mulai bangkit. Alhamdulilah di tahun berikutnya Mohamad Morsi Menjadi Presiden Msir dari Ikhwan pertama kali dalam sejarah. Tapi konspirasi terus bergejolak, hingga akhirnya Morsi dan para petinggi Ikhwan ditahan oleh rezim as sisi

4. Perbedaan pendapat antara Jundiah dan Qiyadha juga terjadi di kalangan Salafi Mesir.

Pada tahun 2012 Partai salafy an nour mengalami perpecahan Internal. Hal ini dipicu oleh perbedaan Ijtihad politik antara kelompok Konservatif "Qiyadah Salafi" dan reformis "Jundiah Salafi". Puncaknya mundurnya Ketua Partai Dr. Imad Abdul Ghafur “Penasehat Khusus Presiden Mursi” dan ratusan pengikutnya. Lalu mereka mendirikan partai baru dengan nama AL Watan yang lebih progresif. Kelompok konservatif menuduh Ikhwanul Muslimin dibalik dari perpecahan internal para syababnya.

Konflik ini juga awal mulainya dukungan Partai salafy An nour terhadap kudeta Militer presiden Mursi. Walaupun akhirnya mereka menolak kudeta itu sendiri karenaa tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Sekarang secara absolute salafy, ikhwanul muslimin dan Rakyat mesir terus berjuang mengembalikan kekuasaan negara kepada pemerintahan sipil Presiden mursi.

Bagaimana pula dengan pergerakan Jundiah di Indonesia saat ini ...??

___
*Dari fb Amika Muhammad




Subscribe to receive free email updates: