[portalpiyungan.com] JAKARTA - Ahad (4/9) kemarin, ribuan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), warga Jakarta, dan komponen umat Islam yang lain menggelar aksi "Tolak Ahok, Haram Pemimpin Kafir" di lokasi car-free day Jakarta.
Salah satu yang ikut dalam aksi ini adalah ustadz Felix Siauw, salah seorang aktivis HTI yang dikenal sebagai penulis dan ustadz muda.
Mualaf keturunan etnis Tionghoa ini menyatakan penolakan pada Ahok bukan karena masalah etnis (China/Tionghoa) karena etnis/suku adalah takdir sejak lahir. Tapi penolakan pada Ahok merupakan persoalan aqidah Umat Islam.
Berikut selengkpanya penuturan ustadz Felix Siauw yang diunggah di akun facebooknya (4/9/2016):
Pagi sampai siang tadi Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan aksi damai "Tolak Ahok, Haram Pemimpin Kafir", yang intinya adalah nasihat bagi ummat Islam di Jakarta tentang agama mereka.
Dalam aksi ini, @HizbutTahrirID ingin meluruskan bahwa penolakan kaum Muslim akan adanya pemimpin kafir, bukan terkait dengan urusan etnis atau suku, sebab itu bagian daripada takdir.
Tapi semua ini bagian daripada taklif hukum dari Allah Swt, bahwa pemimpin dalam Islam diangkat untuk menerapkan hukum Allah, dan juga pemimpinnya diwajibkan Allah seorang Muslim.
Banyak dalil yang menunjukkan pada hal itu, dan seluruh ulama telah bersepakat tentang haramnya orang kafir untuk memimpin kaum Muslim dalam urusan pemerintahan atau kekuasaan.
Dan dalam kesempatan ini, juga ditegaskan bahwa Allah juga mewajibkan pemimpin yang dipilih kaum Muslim untuk menerapkan hukum Allah, sebagaimana Allah mewajibkan pemimpin Muslim.
Artinya, @HizbutTahrirID juga mempertanyakan sistem demokrasi yang memungkinkan terpilihnya orang kafir menjadi pemimpin, partai-partai yang mengusungnya, juga Muslim yang memilihnya.
Ayat-ayat Al-Qur'an terus menerus dikumandangkan pada aksi ini, yang mengingatkan kaum Muslim akan wajibnya mereka memiliki pemimpin Muslim, juga menerapkan hukum Allah Swt.
Alhamdulillah, aksi ini juga jadi ajang bagi antar gerakan Islam untuk saling menautkan hati, bersama dalam gerak, menolak kemunkaran yaitu pemimpin yang tidak seakidah bagi ummat Muslim.
Beginilah seharusnya Muslim, beramal hanya untuk Allah semata, beda harakah dan beda pandangan tidak menghalangi untuk beramar ma'ruf nahi munkar, semoga Allah kuatkan ukhuwahnya.
Bagi yang tetap nekad ridha dengan pemimpin kafir, tidak perlu susah hati lalu lalu meradang, silakan nanti beralasan didepan Allah, berhujjah saja di depan Allah Ar-Rahmaan.
Bagi Muslim yang sama-sama ingin Indonesia diterap syariat, mari bersama rapatkan ukhuwah, saling memahami dan saling membahu, bersama kita tumbangkan kemungkaran besar ini.
Semoga Allah jadikan kesempatan ini sebagai penguat ukhuwah, penyemangat dalam dakwah, sentilan untuk terus mencari ilmu, dan teguran untuk senantiasa memurnikan niat semua karena Allah.
Akhukum Felix Siauw