Buku bagus tentang sosok yang disebut Ideolog ke-2 Gerakan Ikhwanul Muslimin. Penulis kitab Ma'alim Fith Thariq (Petunjuk Jalan) dan Fii Zhilalil Qur'an (Di Bawah Naungan Al-Qur'an). Kitab yang disebut kedua beliau tulis di balik jeruji. Akhir hayatnyapun berakhir pada 1966 di tiang gantungan karena keteguhan hatinya memegang kebenaran.
Di saat yang genting itu, jelang eksekusinya, terdengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda. Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Quthb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga anda dan seluruh teman-teman anda akan diampuni.” Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah bolpen, lalu berkata, “Tulislah saudaraku, satu kalimat saja…Aku bersalah dan aku minta maaf…”
Sayyid Quthb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata, “Tidak akan pernah ! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan akherat yang abadi.” Perwira itu berkata dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mendalam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…” Ustadz Sayyid Quthb berkata tenang, “Selamat datang kematian di jalan Allah….Sungguh Allah Maha Besar !”
Sebelumnya saat di penjara, saudarinya Aminah pernah datang membawa pesan dari rezim diktator Mesir, meminta agar Sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada presiden Gamal Abdul Nasher, sehingga ia akan diampuni. Sayyid Quthb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rezim yang zalim….”
Belakangan, BNPT manut-manut mengamini CIA bahwa Quthb adalah Gurunya Para Teroris Dunia. Tapi fitnah keji ini sudah lama dibantah Ust. Farid Nu'man dalam buku "Ikhwanul Muslimin, Anugerah Allah yang Terdzalimi". Syaikh DR. Munir Al-Gadhban (ulama Suriah penulis kitab Manhaj Haraki) pun telah menuliskan klarifikasinya dalam "Sayyid Quthb Dhiddal ‘Anf (Sayyid Quthb versus Kekerasan)" yang tahun 2012 lalu diterjemahkan penerbit Khatulistiwa Press dalam buku “Benarkah Ia Guru Para Teroris?”
Overall, pemikiran Quthb ini tetaplah menyejarah dan terus bersemaian di seluruh dunia. Ianya membawa angin sibghah wal inqilab.
***
Berminat dengan buku ini?
Pesan di 085262000442 (telp/sms/wa)