"Sejenak Singgah di Masjid Istiqlal" by Jaya Suprana


Sejenak Singgah di Masjid Istiqlal

Oleh: Jaya Suprana

Kamis siang 3 November 2016 kami bersama Aylawati Sarwono menyempatkan diri sejenak singgah ke Masjid Istiqlal. Suasana sehari menjelang 4 November masih relatif lengang belum terlalu dipadati mereka yang merencanakan diri ikut dalam unjuk rasa.

Kedatangan kami berdua disambut ramah oleh penjaga pintu masuk Al Fatah di masjid terbesar Asia Tenggara yang didampingi seorang polisi. Lalu kami berdua dipersilakan masuk ke lobby utama untuk ke meja petugas Masjid Istiqal yang khusus ditugaskan untuk menerima para tamu. Kami langsung melaporkan hasrat ingin menyumbangsihkan sesuatu maka menanyakan apa saja kebutuhan untuk menyambut para relawan dari segenap pelosok Nusantara yang akan ikut berunjuk rasa pada 4 November 2016.

Dengan ramah dan santun petugas penerima tamu mempersilakan kami sendiri yang menentukan apa yang disumbangsihkan bagi para relawan unjuk rasa. Maka kami memutuskan akan memberikan sumbangsih air minum dalam kemasan untuk sedikit mengurangi dahaga para unjukrasawan.

Dalam waktu singkat, meja penerima tamu dipadati dengan para pengunjuk rasa yang kebetulan berdatangan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat bahkan Medan. Yang dari Solo melapor bahwa rombongan mereka datang ke Jakarta dengan menggunakan tiga bus. Lalu satu-persatu para beliau selfie dengan saya di ruang lobby utama Masjid Istiqal. Kemudian saya memberitahukan bahwa sebenarnya kami memiliki pamrih atas sumbangsih sederhana kami.

Pamrih kami berupa harapan bahwa para pengunjuk rasa akan melakukan Jihad Al-Nafs yaitu jihad menaklukkan diri sendiri masing-masing untuk tidak melakukan kekerasan dalam berunjuk rasa. Kekerasan bukan saja mubazir namun juga malah akan mencemarkan citra keadiluhuran budi pekerti para pengunjuk rasa sendiri.

Teman-teman se-Tanah Air yang besok Jumat siang setelah sholat direncanakan akan turun ke jalan untuk berunjuk rasa berjanji bahwa mereka akan memenuhi harapan kami sebab pada hakikatnya mereka semua juga anti kekerasan.

Maka dengan lapang dan lega sanubari, saya dan Aylawati Sarwono berpamitan untuk meninggalkan para relawan unjuk rasa sambil memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk berkenan senantiasa melimpahkan rahmat, kurnia, berkah dan perlindungan yang menjauhkan lahir batin para pengunjuk rasa dari angkara murka kekerasan. Amin. [***]

Penulis adalah pegiat kemanusiaan  

Sumber: Republika

Subscribe to receive free email updates: