Kesepakatan Turki-Israel Untungkan Hamas

(Erdogan saat menerima delegasi pimpinan Hamas di Ankara)

[portalpiyungan.com] ANKARA - Pejabat teras Turki membantah adanya agenda pemboikotan aktivitas gerakan Hamas di Turki dalam kesepakatannya dengan pemerintah Zionis.

Menurut kantor berita resmi Turki Anadolu Agency, pejabat yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kesepakatan yang telah dicapai kemarin Ahad (26/6) di Italia Roma tak membahas masalah memboikot Hamas. Berbeda dengan apa yang disebarkan sejumlah kantor media.

Sebelumnya, koran Zionis menyebutkan, pihak Turki dan Israel sepakat untuk tidak memberikan ruang gerak bagi Hamas untuk mengaktifkan militernya melawan Israel namun membiarkan Hamas membuka perwakilanya di Turki, tetapi dengan syarat pemimpin gerakan itu diusir dari Turki, Syaikh Arury, hal mana yang dibantah pihak Turki.

Israel memang awalnya memasukan masalah boikot Hamas menjadi syarat pertama yang diajukanya dalam perundinganya dengan Turki, Maret 2013 lalu. Namun hal ini ditolak Turki.

Menurut pejabat Turki ini, kesepakatan antara Turki dan Israel mencakup pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk investasi di bidang infra setruktur, pembangunan rumah-rumah di Gaza, juga pembangunan rumah sakit hasil pemberian shodaqoh antara Turki dan Palestina dalam waktu yang paling dekat ini.

Kesepakatan Turki-Israel juga mencakup pembangunan sejumlah setasiun pembangkit listrik yang baru, serta rehabilitasi air Gaza dan penambahan kuota listrik dan air.

Turki akan berinvestasi dalam dukunganya terhadap rakyat Palestina. Ia menganggap kesepakatan Turki-Israel merupakan keberhasilan diplomasi yang dicapai Turki terkait prinsip yang diembanya sejak 31 Mei 2010 saat tragedi Mavi Marmara terjadi. Kesepakatan ini diraih semuanya atas persyaratan dari pihak Turki, selain merupakan babak baru dalam sejarah perbaikan kondisi Palestina karena diperoleh kesepakatan untuk memasukan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagaimana diinginan sebelumnya dalam misi Mavi Marmara.

Hamas Ucapkan Terima Kasih pada Turki

Sebelum ditandatanginya kesepakatan Turki-Israel, Pemimpin perlawanan palestina Hamas telah menyampaikan terima kasih pada Turki atas dukungannya pada isu Palestina dan pencabutan blokade Gaza sebagai syarat normalisasi dengan Israel.

"Kami mengucapkan terima kasih pada Turki dan pemerintahnya atas kegigihan mereka dalam pencabutan blokade israel di Jalur Gaza," sebut Khaled Meshal, ketua biro politik Hamas, dalam sebuah konferensi pers di Doha, Qatar, Kamis (23/6).

Meshal menyebut mereka tahu kegigihan Turki atas isu ini (pencabutan blokade Gaza) mencegah kedua negara dari menyetujui sebuah perjanjian rekonsiliasi selama berbulan-bulan, tapi Ankara (Turki) melakukannya (bersikukuh dengan syarat pencabutan blokade Gaza) hanya demi ribuan orang Palestina.

"Turki bersikeras dalam soal pencabutan blokade di jalur Gaza. Dan menurut informasi yang kami, pimpinan Hamas miliki, jika (Turki) inginkan perjanjian tanpa syarat (pencabutan blokade) ini, mereka sudah bisa mencapainya sejak lama," sebut sang pemimpin politik Hamas.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim dalam konferensi pers terkait hasil kesepakatan Turki-Israel menyatakan Israel menerima persyaratan yang diajukan Turki untuk pelonggaran blokade Gaza bersama-sama dengan menerima permintaan maaf dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kompensasi bagi keluarga korban Mavi Marmara.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim Senin (27/6) mengumumkan rincian dari kesepakatan rekonsiliasi, mengatakan perjanjian tersebut telah mengangkat blokade di Gaza untuk sebagian besar. Yildirim menegaskan bahwa Israel telah setuju untuk membayar $ 20 juta sebagai ganti rugi kepada keluarga korban Mavi Marmara. Berdasarkan kesepakatan itu, Turki akan memberikan bantuan kemanusiaan dan produk non-militer lainnya ke Gaza dan pengiriman pertama 10.000 ton bantuan akan dikirim pada hari Jumat ini, ia mengatakan kepada wartawan saat konferensi pers di Ankara.

Turki juga akan diizinkan di masa depan untuk mengirim bantuan ke Gaza dan berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur di bawah kesepakatan itu, kata Yildirim.




Subscribe to receive free email updates: