Sejak dimunculkan isu ISIS yang lantas menguasai wilayah Kobbani, nyaris isu Kobbani wilayah antah berantah yang tidak disebutkan Nash Al-Qur'an atau Sunnah kini menjadi isu sentral dunia. Setidaknya dengan Kobbani, Salibis-Zionis sukses menutupi tragedi-tragedi kemanusiaan berikut:
1. Kebrutalan Israel yang membombardir Gaza dan menewaskan 2200, menghancurkan infrastruktur Gaza.
2. Kebiadaban junta kudeta di Mesir yang terus berlanjut hingga 2 tahun ini.
3. Kebiadaban junta diktator Assad di Syiria yang telah membunuh 350.000 jiwa, dan mengusir 85 % warganya menjadi pengungsi dan meluluhlantahkan negeri Syiria.
4. Menutupi tragedi Israel yang terus menerus melakukan penghancuran terhadap Masjid Al-Aqsha, Kiblat pertama dan negeri yang diberkahi.
Perhatikan sikap dunia? Arab malah lebih memilih menjadi donatur terbesar perang melawan ISIS, mengirimkan pesawat tempur, bahkan menjadikan ISIS sebagai the common enemy bagi Arab. Di sisi lain, Arab menjadikan Al-Aqsha, muslim Sunni Mesir, Sunni di Syiriam, Sunni di Irak, sebagai target penghancuran atas nama perang melawan ISIS.
Kadang kita bertanya, mengapa Arab tidak lagi menjadikan Al-Aqsha sebagai instrumen perjuangan yang tentu menjadikan Israel sebagai the common enemy? Alasannya mudah: Penguasa Arab rata-rata masih bisa menikmati kekuasaan karena dukungan Israel dan tentunya penjajah Inggris-AS-Perancis-ITalia.
Kini semakin terang benderang. Penguasa-penguasa yang kini menghabisi Ikhwanul Muslimin di Mesir, HAMAS di Palestina, AKP di Turki, Al-Ishlah di Yaman, An-Nahdhah di Tunisia. Semua demi kepentingan Yahudi Zionis. Maka siapapun yang memposisikan diri menjadi penyerang semua elemen Islam yang riil berjuang melawan diktatorisme, pada prinsipnya mereka diciptakan Zionisme internasional, namun dengan baju yang berbeda.
Bagi kita. Tetap berwaspada, jangan terkecoh dengan serigala berbaju domba!
(Nandang Burhanudin)