[portalpiyungan.com] JAKARTA - Pada hari Selasa tanggal 01 November 2016 pukul 18.00 wib di Ruang Puri Putri Lantai 2 Hotel Grand Sahid Jaya Jl. Jend. Sudirman Kel. Karet Tengsin Kec. Tanah Abang Jakarta Pusat, telah berlangsung pertemuan Konsolidasi dan Konferensi Pers GERAKAN NASIONAL PENGAWAL FATWA - MUI (GNPF-MUI) bersama Tokoh ummat dan Tokoh Nasional terkait AKSI 4 November 2016.
Dihadiri sekitar 75 orang dengan pimpinan KH. Bachtiar Nasir (Ketua GNPF) dan DR Al Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc, MA, DPMSS (Imam Besar FPI/Pembina GNPF).
Tokoh yang hadir antara lain:
1. DR Al Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc, MA, DPMSS (Imam Besar FPI/Pembina GNPF)
2. KH. Bachtiar Nasir (Ketua GNPF)
3. KH. Misbahul Anam (FPI/Wakil Ketua GNPF)
4. KH. M. Zaitun (Wakil Ketua GNPF)
5. M. Al Khaththoh (Sekjen FUI)
6. KH. Abu Jibril (MMI)
7. Ja'far Sidiq (DPP FPI)
8. H. Abd Rasyid (Pimp. Al Irsyad)
9. Suhatsyah R (Umat Islam)
10. KH Muhamad Siddiq (DDII)
11. Munarman (FPI)
12. Rokhmat S Labib (Ketua DPP HTI)
13. Mayjend Budi (Gerakan Bela Negara)
14. Ibu Rachmawati Soekarnoputri
15. Ibu Fahira Idris (DPD RI)
16. Ibu Rita Subagio (Gerakan Indonesia Beradab)
17. Ratna Sarumpaet
18. Hamem Tohari (Dewan Syuro Hidayatullah)
19. Ahmad Z Abidin (YPI As Syabriyah)
20. Akholil Ridwan (BKSPPI)
21. Ahmad Dhani (seniman)
22. Bang Eki (Bamus Betawi)
Berikut Pres Rilis Hasil Pertemuan:
Press Release GNPF MUI
AKSI DAMAI BELA ISLAM "Tegakkan Keadilan melalui Supremasi Hukum!"
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI sebuah gerakan
yang bertujuan menegakkan hukum terhadap pelaku penodaan agama seperti yang telah dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama alias Ahok.
GNPF-MUI yang menjadi lokomotif gerakan Aksi Damai Bela Islam pada tanggal 4 november 2016 menuntut agar Gubernur DKI yang telah menistakan Islam harus ditangkap demi tegaknya supremasi hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan demi rasa keadilan terhadap ummat Islam seluruh Indonesia yang sangat kecewa dengan pernyataannya.
Kepada Presiden Jokowi GNPF-MUI menuntut agar berlaku adil dan tidak melindungi Ahok yang jelas-jelas telah melakukan tindakan penodaan agama dan tidak melihat persoalan Aksi Bela lslam ini sebagai sesuatu yang dikhawatirkan akan mengarah pada People Power. Kepada penegak hukum khususnya Kepolisian Republik Indonesia agar tidak bersikap represif terhadap peserta dan tidak membendung peserta aksi yang datang dari berbagai penjuru Nusantara.
Aksi Damai Bela dilaksanakan mulai dari di Masjid Istiqlal dengan march ke depan Balai Kota dan kemudian orasi di depan Istana sampai delegasi selesai bernegosiasi dengan pihak lstana Negara.
Kepada para peserta unjuk rasa, GNPF-MUI mengimbau agar tidak melakukan tindakan anarki dan merusak fasilitas umum, menjaga kebersihan dan ketertiban dengan membawa kantong plastik sampah, air minum, alas shalat, payung, dan obat-obatan pribadi. Jika ada aksi kekerasan dan merusak fasilitas umum maka itu bukan dari pihak GNPF-MUI sehingga keamanan dipersilahkan memproses secara hukum.
Kepada masyarakat muslim Jakarta GNPF-MUI juga menghimbau agar berempati memperhatikan saudaranya yang datang dari seluruh Indonesia untuk mengikuti Aksi Bela Islam pada hari Jumat 4 November 2016 dengan memberikan konsumsi, akomodasi kalau perlu transportasi sebagai wujud ukhuwah Islamiyah diantara kita.
Kepada seluruh peserta Aksi Damai Bela lslam diperbolehkan membawa bendera bendera komunitasnya masing-masing namun dianjurkan juga untuk lebih dominan membawa merah putih.
Pengurus GNPF-MUI
Pembina : Habib Rizieq Shihab
Ketua : KH. Bachtiar Nasir
Wakil 1 : KH. Misbahul Anam
Wakil 2 : KH. Muhammad Zaitun
Panglima Lapangan : Munarman SH.