Kisah Nyata Ustadz Sadarkan Manajer Mall Soal Atribut Natal



KISAH NYATA. Empat hari yang lalu, Ustadz Saad, kawan saya, datang ke tempat saya dan bercerita bahwa kemarin beliau dan istrinya berbelanja ke sebuah mart besar di Balikpapan.

Beliau terkejut melihat para kasir dan pelayan sudah berbaju Sinterklas, dikarenakan akan menyambut Natal dan tahun baru. Tiba-tiba beliau menghampiri 1 orang pegawai yang benar-benar sudah memakai baju Sinterklas (dari atas sampai bawah ).

“Assalamualaikum,” sapa beliau.

“Walaikumsalam,” Sinterklas menjawab.

“Eh, Mas muslim ya?”

“Iya, Pak…”

“Kenapa kok pake baju orang Kristian?” tanya Ustadz.

“Ya, ini perintah dari manajer saya, Pak…”

“Siapa manajer kamu? Saya mau ketemu…”

“Manajer saya namanya Pak Made, orang Bali,” jawab sang Sinterklas.

“Malah bagus, saya pingin ketemu …”

Akhirnya si karyawan menyampaikan ke manajernya bahwa ada seorang ustadz yang mau berjumpa. Lengkap dengan alasan pertemuan bahwa ada orang Islam disuruh mengenakan baju Sinterklas.

Akhirnya datanglah sang manajer. “Iya Pak Ustadz, ada apa?”

“Bapak ya yang perintahkan karyawan Bapak yang muslim memakai baju Sinterklas?”

“Iya, Pak… Ini sudah aturan dari pusat…”

“Mengapa karyawan yang Islam harus dipaksa pake baju Sinterklas, padahal muslimah di Bali di tempat asal Bapak karyawan-karyawan di sana dilarang pake jilbab? Mengamalkan agama adalah hak seseorang, arti daripada menghormati bukan dengan memakai pakaian yang tidak sesuai dengan keyakinan, tapi mempersilahkan agama lain melakukan agamanya dengan aman dan nyaman….” cerocos Ustadz.

“Baik Pak, saya sampaikan ke direksi saya dulu di Jakarta. Saya minta no HP Pak Ustadz …”

Malam harinya, ada telpon masuk pada HP Ustadz. Nomor tidak dikenal.

“Assalamualikum…” ujar suara dari seberang sana.

“Wa alaikum salam ….”

“Pak Ustadz, saya dari Lottemart pusat Jakarta …”

“Oooh Iya bagaimana, Pak… Kok karyawan Bapak yang muslim diharuskan pakai baju Sinterklas?”

“Ooh maaf Pak Ustadz, jadi tidak boleh ya?”

“Begitulah…”

“Baik, Pa Ustadz mulai besok, saya suruh pake baju seragam biasa aja karyawan saya …”

“Alhàmdulillah…”

Wah senangnya berhasil mereformasi kebiasaan orang-orang di luar Islam yang memaksakan pakaian keagamaan mereka pada orang Islam.

Dan ternyata kita bisa berbuat walaupun bersendirian apalagi jika kita bersatu ramai-ramai mereformasi toko-toko yang memaksakan harus pakai baju keagamaan mereka. (@bidadari azzam)

*sumber: islampos

Subscribe to receive free email updates: