PBNU Minta Karyawan Muslim Hindari Atribut Natal



Katib Aam Suriah PBNU, Prof Dr KH Malik Madani menyatakan umat Islam hendaknya menghindari pengenaan atribut Natal.

Seperti kita ketahui, menjelang perayaan Natal, biasanya para pekerja Muslim di swalayan maupun pelayanan publik seperti di pom bensin akan mengenakan atribut khas Natal. Menurut Nahdlatul Ulama, seorang Muslim harus menghindari hal ini.

“Seorang Muslim tidak boleh untuk ikut-ikutan,” terang Malik pada Republika Online (ROL), Kamis (4/12).

Malik menegaskan, pernyataan ini bukanlah intoleran umat Islam, melainkan sebagai bentuk pencegahan intervensi terhadap ritual agama lain. Malik menyatakan definisi toleransi perlu diluruskan. Toleransi bukan berarti seorang pemeluk agama dapat mengikuti ritual-ritual agama lain.

Natal-tolak topi santa untuk Muslim-jpeg.imageToleransi, kata Malik, ialah menghormati dan tidak mencampuri urusan agama lain. “Kalau kita ikut-ikutan segalanya, itu bukan toleransi lagi tapi intervensi namanya,” tandas Malik.

Untuk tegasnya, haram bagi umat Islam turut merayakan keyakinan lain, termasuk mengenakan atribut perayaan, karena, itu sudah termasuk bagian dari dukungan yang secara akidah (keyakinan) Islam tidak dibenarkan. Lakum diinukum waliyadiin. Bagiku agamaku, bagimu agamamu. (ROL/salam)

Subscribe to receive free email updates: