Ia menganggap bahwa isu terror semacam itu adalah perbuatan yang bisa memecah belah kebersatuan rakyat Indonesia, sehingga para jemaat tidak perlu serius dalam menanggapinya. Namun begitu, para jemaat juga harus tetap waspada. Sampai pelaksanaan Misa Natal selesai dilakukan, nyatanya tidak terjadi ancaman tersebut.
Usai memimpin Misa Natal, Uskup Agung memberikan komentarnya tentang ancaman bom itu.
"Perayaan keagamaan dimiliki semua agama, setiap tahun kan ada. Kalau isu harus klarifikasi, orang sekarang mudah terkena isu. Kalau sampai benar dilakukan pasti bukan orang beragama," katanya di Gereja Katedral, Rabu kemarin.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga menatakan hal senada. Sembari memantau jalannya perayaan Natal, ia mengatakan bahwa jalannya perayaan berjalan aman dan kondusif. Ia juga menghimbau agar umat beragama untuk saling menghargai satu sama lain.
Sebelumnya di beritaka bahwa ditemukan surat kaleng berisi teror bom sempat ditujukan ke Gereja Katedral Semarang yang mengancam perayaan Natal di sana.
Diketahui ancaman di Gereja Katedral jelang Natal tidak hanya sekali terjadi. Tahun 2013 lalu surat kaleng juga ditujukan ke Gereja Katedral dengan nama pengirim Badri, warga Pamularsih. Surat kaleng tahun ini juga dikirim oleh orang yang juga mengaku bernama Badri.
Namun pihak kepolisian yang merespon laporan tersebut langsung mengecek dan ternyata Badri yang beralamat di Pamularsih adalah seorang manula.
da yang ibadah ancamannya teror-teror. Jangan ah peace," pungkas Ganjar.
Diketahui ancaman di Gereja Katedral jelang Natal tidak hanya sekali terjadi. Tahun 2013 lalu surat kaleng juga ditujukan ke Gereja Katedral dengan nama pengirim Badri, warga Pamularsih. Surat kaleng tahun ini juga dikirim oleh orang yang juga mengaku bernama Badri.
Namun pihak kepolisian yang merespon laporan tersebut langsung mengecek dan ternyata Badri yang beralamat di Pamularsih adalah seorang manula.