Peringatan Hari Antikorupsi Internasional di Museum Nasional 14./12/14 - Foto : Edwien Firdaus |
Surat-surat yang ditulis oleh anak-anak tingkat SD sampai SMA itu kemudian dipajang di acara Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional bertema "Demokrasi Tanpa korupsi" yang diselenggarakan di Museum Nasional, Jakarta, Minggu 14 Desember 2014.
Di salah satu surat siswi asal SMA Negeri 5 Surabaya bernama Alma putri Dhiafirsa misalnya, mengetuk hati presiden jangan hanya fokus pada korupsi yang terlihat besar saja. Korupsi kecil-kecilan dari tingkat warung dan mini market pun perlu diperbaiki.
"Korupsi kecil-kecilan di lingkungan kita masih banyak pak. Bapak pernah tidak belanja terus kembaliannya permen? Itu contohnya. Walau nominalnya kecil, tapi merugikan dan merampas hak pelanggan. Menabung uang lebih bagus dari peremen pak,"celoteh Alma di salah satu isi suratnya.
Berbeda dengan Hasna Shabrinisa. Siswi asal SMAN 8 Yogyakarta ini berharap Presiden Jokowi memberantas korupsi yang melibatkan tokoh besar walau sudah nyaman di Istana.
"Gimana Kabar Istana, Pak? Menyenangkan bukan di atas singgasana terbalut sutra dengan kaki menginjak permadani bertabur permata. Saya harap hati pak Jokowi tetap terbuka dan jangan alpa untuk membentas korupsi kelas besar," kata Hasna.
Hani A Biasmara, siswi SMAN 1 Pacitan berharap Jokowi memperhatikan suap menyuap di tingkat sekolah. Kata Hani banyak anak orang kaya masuk sekolah favorit dengan menyuap, sementara orang miskin makin susah masuk sekolah kualitas bagus karena tak ada uang.
"Makanya pak semuanya karena uang makin tumbuh subur pak," kata Hani.
Raymon Simanulang, siswa asal SMAN 1 Samarinda punya harapan agar Jokowi tidak hanya pandai berjanji.
"Buat Indonesia kaya di luar negeri pak. Sekolah dan kesehatan gratis, Arab Saudi aja pengangguran digaji,"demikian tulis Raymon
Selain menulis surat, para siswa juga mengirimkan beberapa kartu pos dan gambar serta lukisan yang bertemakan anti korupsi. Mereka yang beruntung diberikan hadiah pada acara tersebut. [*]